Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat, mengungkapkan harapannya agar tim bulu tangkis Indonesia dapat meraih hasil maksimal di Piala Sudirman 2025. Namun, ia juga menyadari ketatnya persaingan dengan negara-negara lain yang juga memiliki kekuatan yang mumpuni.
Indonesia, yang pertama kali menjadi tuan rumah Piala Sudirman pada tahun 1989, hanya sekali mencicipi gelar juara. Sejak saat itu, prestasi tim Merah Putih cenderung fluktuatif.
Prestasi terbaik Indonesia selanjutnya hanya sampai pada posisi runner-up sebanyak enam kali, yaitu pada tahun 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007. Pada edisi terakhir, Indonesia bahkan hanya mampu mencapai perempat final sebelum dikalahkan China dengan skor telak 0-3.
Pada Piala Sudirman 2025, Indonesia yang berstatus sebagai unggulan kedua di Grup D bersama Denmark, India, dan Inggris, menargetkan setidaknya mencapai podium. “Kalau saya maunya juara, maunya juara lah semua. Kita harus realistis, karena olahraga itu kan realistis. Nanti kalau misalkan apa lagi, ‘oh targetnya ini, realistis saja’,” ungkap Taufik Hidayat di Wisma Kemenpora.
Meskipun demikian, Taufik tetap menekankan pentingnya ambisi untuk meraih kemenangan. “Tapi misal ditanya maunya juara. Siapa sih yang enggak mau juara? Gitu kan. Tapi kan kalau di Indonesia ya kalian boleh nomor satu, kalau sudah namanya dunia kita harus compare dengan negara lain juga. Karena olahraga enggak bisa dengan asal ngucap, jualan berapa medali? Satu, dua, tiga enggak bisa juga.”
Ia menjelaskan alasan tidak memasang target juara secara gamblang. “Kalau ditanya kenapa enggak target juara? Ya kita semua ke pemain juga selalu memberikan motivasi kita harus juara, harus jadi yang terbaik. Sebab, enggak ada yang namanya juara dua, juara tiga, juara itu cuma satu,” tegasnya.
Susunan Pemain Tim Indonesia di Piala Sudirman 2025
PBSI telah mengumumkan susunan pemain andalan Indonesia untuk Piala Sudirman 2025. Nama-nama atlet elit seperti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin (ganda putra), Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana (ganda putra), Jonatan Christie (tunggal putra), dan Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri) akan menjadi tulang punggung tim.
Di sektor ganda putri, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi akan berlaga di ganda pertama, dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Lanny Tria Mayasari di ganda kedua. Fadia juga akan berpasangan dengan Dejan Ferdinansyah di ganda campuran. Pasangan ganda campuran non pelatnas, Rehan/Gloria, juga turut memperkuat tim.
Taufik Hidayat menambahkan, “Kemarin kan sudah diumumkan juga nama-namanya kan itu-itu saja. Semua media, masyarakat juga tahu lah. Maksudnya dari negara yang lain juga pasti mengirim pemain-pemain utamanya dan ketemunya ya kan itu-itu saja.”
Strategi dan Tantangan
Taufik menekankan pentingnya pertimbangan strategi dan analisis kekuatan lawan. “Ya, kita harus lihat nanti juga pelatih, tim manager apa semua harus lihat. Misalkan kita lawan China, lawan Korea, head-to-head sama merekanya siapa juga yang lawannya. Jadi enggak melulu juga nanti yang di sini nomor satu yang main, bisa juga yang lain. Karena lihat head-to-head sebelumnya juga,” jelasnya.
Pertandingan melawan negara-negara kuat seperti China dan Korea Selatan akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Analisis head-to-head dan strategi yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan tim Indonesia dalam menghadapi persaingan yang ketat di Piala Sudirman 2025.
Selain itu, faktor non-teknis seperti mental dan kondisi fisik pemain juga akan menjadi penentu hasil akhir. Tim pelatih diharapkan dapat memberikan dukungan optimal kepada para atlet agar mereka dapat menampilkan permainan terbaiknya di turnamen bergengsi ini.
Secara keseluruhan, meskipun target resmi hanya podium, harapan untuk meraih juara tetap membara. Kesuksesan Indonesia di Piala Sudirman 2025 sangat bergantung pada kerja keras tim, strategi tepat, dan performa puncak para atlet di lapangan.