Ribuan peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025 mengikuti ujian hari pertama pada Rabu, 23 April 2025. Banyak persiapan telah dilakukan peserta untuk meraih skor tinggi dan diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) impian.
Salah satu peserta, Fredy Kurnia, mengikuti UTBK SNBT 2025 dengan pilihan jurusan Kedokteran di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Kesehatan Masyarakat di Universitas Diponegoro (Undip). Ia telah mempersiapkan diri dengan matang sejak kelas 12.
Fredy mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di Yogyakarta selama kurang lebih 10 bulan dengan biaya sekitar Rp 15,8 juta. Dukungan orang tua menjadi kunci keberhasilannya dalam mengikuti bimbel intensif ini yang difokuskan untuk persiapan UTBK.
Selain bimbel, Fredy juga telah melakukan survei lokasi ujian jauh-jauh hari. Ia mengikuti ujian di Gedung MM FEB UGM (Universitas Gadjah Mada) dan merasa lokasi ujian cukup mudah diakses.
Secara keseluruhan, Fredy merasa mampu mengerjakan soal ujian. Namun, ia mengakui ada beberapa subtes yang cukup menantang. Ia merasa cukup percaya diri dengan subtes Penalaran Umum karena materi yang dipelajari cukup relevan dengan soal ujian.
Kesulitan yang dialami Fredy ternyata juga dirasakan oleh teman-temannya. Banyak peserta yang merasa terkejut dengan tingkat kesulitan soal pada hari pertama ujian, terutama karena belum memiliki gambaran soal-soal yang akan diujikan.
Fredy mengungkapkan bahwa subtes Penalaran Matematika dan Literasi Bahasa Indonesia merupakan yang paling sulit. Soal-soal Penalaran Matematika dinilai memiliki teks yang panjang dan kompleks, dengan satu teks yang harus dijawab untuk lima pertanyaan. Kesalahan dalam menjawab satu pertanyaan bisa mempengaruhi jawaban pertanyaan lainnya.
Ia menekankan pentingnya latihan soal yang intensif untuk membiasakan diri dengan jenis soal dan mengatur waktu pengerjaan. Jumlah soal dan durasi waktu yang diberikan untuk setiap subtes berbeda-beda, sehingga membutuhkan strategi khusus.
Pengalaman Fredy menunjukkan bahwa selain persiapan akademis, faktor non-akademis seperti kondisi mental dan fisik juga sangat berpengaruh. Ia menceritakan bagaimana ia harus menahan keinginan ke toilet selama 3 jam karena aturan ujian yang ketat, sehingga sedikit mengganggu konsentrasinya.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, Fredy tetap optimis. Ia telah berusaha maksimal dan telah memiliki rencana alternatif jika tidak lolos melalui jalur SNBT, yaitu mendaftar melalui jalur mandiri di beberapa PTN dengan tetap mengincar jurusan Kedokteran.
Tips Sukses UTBK SNBT 2025 Berdasarkan Pengalaman Fredy:
Berdasarkan pengalaman Fredy, berikut beberapa tips untuk sukses dalam UTBK SNBT:
Pengalaman Fredy mengingatkan pentingnya persiapan menyeluruh, baik akademis maupun non-akademis, untuk menghadapi UTBK SNBT. Keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan, tetapi juga oleh mental yang kuat dan persiapan yang matang. Semoga pengalaman Fredy menginspirasi para calon peserta UTBK SNBT tahun-tahun mendatang.