Pertumbuhan penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia menunjukkan tren positif, demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin. Hal ini menjadi kabar baik di tengah perlambatan penjualan mobil secara keseluruhan yang mencapai 4,7 persen pada kuartal I/2025.
Meskipun penjualan mobil secara umum mengalami penurunan dari 205.160 unit menjadi 215.250 unit, pasar otomotif nasional masih diyakini sangat potensial. Kenaikan penjualan BEV ini menjadi indikator kuat terhadap prospek cerah industri kendaraan listrik di Indonesia.
Indonesia memiliki kapasitas produksi otomotif yang signifikan, sekitar 1,4 juta unit per tahun, dengan ekspor mencapai 500.000 unit. Kemampuan produksi ini didukung oleh rantai pasokan yang sudah terbangun. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik yang menjanjikan.
Rachmat Kaimuddin menekankan pentingnya mengajak produsen otomotif, baik yang sudah ada maupun yang baru, untuk beralih ke produksi kendaraan listrik (EV). Pemerintah menyadari pentingnya dukungan regulasi dan pasar yang kondusif untuk mendorong transisi ini. Data penjualan BEV yang terus meningkat menjadi dasar optimisme pemerintah.
Data Penjualan BEV dan Target Pemerintah
Data Kementerian Perindustrian RI menunjukkan lonjakan penjualan BEV dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan BEV meningkat dari 687 unit pada 2021 menjadi 10.327 unit pada 2022, kemudian melonjak menjadi 17.051 unit pada 2023. Pada tahun 2024, penjualan mencapai 43.188 unit, dan pada kuartal pertama 2025, angka tersebut telah mencapai 13.957 unit.
Pemerintah menargetkan penjualan BEV dapat mencapai 100.000 unit pada tahun 2025, atau sekitar 10 persen dari total penjualan mobil nasional. Pencapaian target ini diyakini akan semakin mendorong pertumbuhan agresif industri kendaraan listrik di Indonesia.
Jika target tersebut tercapai, diharapkan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik akan semakin pesat. Hal ini mengacu pada pengalaman China, dimana setelah pangsa pasar EV mencapai 10 persen, pertumbuhannya bisa mencapai 20-40 persen.
Potensi Pertumbuhan Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi dan pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara. Dukungan pemerintah melalui berbagai insentif dan regulasi yang mendukung pengembangan industri kendaraan listrik sangat krusial. Selain itu, peningkatan infrastruktur pengisian daya (charging station) juga perlu terus ditingkatkan.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kendaraan ramah lingkungan dan keuntungan menggunakan mobil listrik juga menjadi faktor penting. Pemerintah perlu gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat kendaraan listrik, mulai dari penghematan biaya hingga dampak positif terhadap lingkungan.
Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia berpotensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global. Target 100.000 unit penjualan BEV pada tahun 2025 merupakan langkah awal yang penting menuju tujuan tersebut.
Keberhasilan ini juga akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing industri otomotif nasional di kancah internasional. Pengembangan industri pendukung, seperti baterai listrik dan infrastruktur pengisian daya, juga akan turut berkembang.