Kemacetan lalu lintas di Jakarta merupakan isu yang terus menjadi perhatian. Jakarta Urban Mobility Festival 2025, yang diselenggarakan oleh ITDP Indonesia bekerja sama dengan UK PACT, menjadi forum diskusi penting untuk membahas permasalahan ini.
Festival ini bertujuan untuk mengedukasi publik, melakukan advokasi, dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam mencari solusi transportasi berkelanjutan di Jakarta. Salah satu fokus utama adalah meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap strategi Manajemen Kebutuhan Transportasi (TDM).
Acara yang diadakan di Pasaraya Blok M ini juga menyoroti besarnya kerugian ekonomi akibat kemacetan. Data dari JICA menunjukkan bahwa kerugian ekonomi mencapai Rp 65 triliun per tahun. Selain itu, emisi dari sektor transportasi berkontribusi besar terhadap polusi udara, menyebabkan masalah kesehatan yang merugikan masyarakat hingga Rp 41 triliun per tahun.
Tantangan Mobilitas di Jakarta
Sebagai salah satu kota termacet di dunia, Jakarta masih sangat bergantung pada kendaraan pribadi. Hal ini menyebabkan kemacetan, penurunan produktivitas, dan buruknya kualitas udara. Tingginya kepemilikan kendaraan pribadi menjadi hambatan utama dalam mewujudkan sistem transportasi yang efisien dan berkelanjutan.
Meskipun Transjakarta telah melayani 85,4 persen wilayah Jakarta dan menjangkau 91,6 persen populasi pada tahun 2025, serta adanya MRT Jakarta dan LRT Jabodebek, tingkat penggunaan transportasi umum masih rendah, hanya sekitar 10 persen. Target penggunaan transportasi umum di tahun 2045 adalah 55 persen.
Upaya Pemerintah DKI Jakarta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sistem transportasi publik. Pembangunan infrastruktur seperti 212 km trotoar dan 196,5 km jalur sepeda merupakan langkah nyata untuk mendorong penggunaan moda transportasi alternatif.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur dan mobilitas yang terintegrasi dan berkelanjutan sebagai kunci untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang kompetitif. Ia juga menyebutkan perlunya sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan transportasi umum.
Strategi Menuju Transportasi Berkelanjutan
Untuk mencapai target penggunaan transportasi umum sebesar 55 persen di tahun 2045, diperlukan strategi yang komprehensif. Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan antara lain:
Jakarta Urban Mobility Festival 2025 diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan solusi transportasi yang berkelanjutan. Kesuksesan upaya ini akan berdampak positif terhadap perekonomian, kesehatan masyarakat, dan lingkungan di Jakarta.
Keberhasilan strategi ini bergantung pada komitmen semua pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat dalam beralih ke transportasi umum sangat krusial untuk mewujudkan Jakarta yang lebih ramah lingkungan dan bebas macet.