Seorang pria di Australia berbagi pengalaman buruknya saat makan malam di restoran Korean BBQ. Pengalaman ini membuatnya sedikit trauma karena penemuan mengejutkan terkait daun selada yang disajikan.
Korean BBQ, dengan menu daging pilihan, banchan (hidangan pendamping), dan sayuran segar sebagai pembungkus daging, semakin populer secara global. Namun, praktik kebersihan di beberapa restoran menimbulkan kekhawatiran.
Tidak semua restoran Korean BBQ mengganti sayuran yang tersisa. Beberapa restoran diketahui mencuci ulang sayuran bekas pakai pelanggan dan menyajikannya kembali kepada pelanggan lain. Praktik ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang kebersihan dan keamanan pangan.
Pengguna TikTok @jackeeetswa (19/04), seorang pria bernama Jack, membagikan kisahnya bersama tunangannya, Wendy, di sebuah restoran Korean BBQ di Victoria, Australia. “Saya baru saja mendapatkan pengalaman makan terburuk dalam hidup saya. Saat makanan kami datang, Wendy bilang jangan makan selada,” ungkap Jack.
Meskipun selada tampak disajikan seperti biasa, Jack dan Wendy menyadari selada tersebut tampak tidak segar dan sedikit hangat. Wendy menjelaskan kecurigaannya bahwa banyak restoran menyajikan kembali selada sisa pelanggan lain.
Mereka pun memilih untuk tidak memakan selada tersebut. Setelah makan, Jack memperhatikan bahwa selada yang tersisa dicuci ulang di dapur restoran. “Di area dapurnya itu ada jendela besar untuk menaruh makanan, saya lihat dari sana ada pelayan yang tengah mencuci selada tersebut sebelum disajikan lagi ke meja sebelah,” kata Jack.
Hal ini menjelaskan mengapa selada tampak basah dan lembek—karena sudah dicuci berulang kali. Jack menyarankan agar menghindari restoran tersebut dan mencari alternatif di kota Melbourne, namun enggan menyebutkan nama restoran yang bersangkutan.
Video Jack ini memicu beragam reaksi dari netizen. Banyak yang terkejut dan menyarankan pelaporan ke pihak berwenang untuk penyelidikan lebih lanjut. Beberapa netizen menekankan potensi masalah kesehatan serius dari praktik tersebut.
Reaksi Netizen dan Perdebatan
Komentar netizen beragam. Ada yang mengecam keras praktik tersebut, mengkritik restoran karena menyajikan makanan sisa meski sudah dicuci. Beberapa netizen bahkan meminta restoran tersebut untuk diperiksa dan diaudit terkait masalah kebersihan dan standar keamanan pangan.
Di sisi lain, ada juga netizen yang membela restoran dengan alasan efisiensi dan penghematan. Mereka berpendapat bahwa mencuci kembali sayuran tidak masalah asalkan kebersihannya terjaga, dan bahkan menganggapnya sebagai usaha untuk mengurangi pemborosan makanan.
Namun, argumen ini dibantah oleh banyak pihak yang menekankan bahwa praktik ini tetap berisiko, bahkan setelah dicuci berulang kali. Resiko kontaminasi silang dan penyebaran bakteri tetap ada, sehingga dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan para pelanggan.
Praktik Tidak Higienis di Industri Kuliner
Kejadian ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, sebuah restoran di Hyderabad, India, juga viral karena praktik serupa yang menyajikan makanan sisa kepada pelanggan. Hal ini menyoroti pentingnya pengawasan dan penegakan peraturan terkait kebersihan dan keamanan pangan di industri kuliner.
Kasus ini mengingatkan kita tentang pentingnya memilih restoran yang memiliki standar kebersihan tinggi dan memperhatikan praktik keamanan pangan yang baik. Konsumen juga perlu waspada dan berani untuk melaporkan jika menemukan praktik yang mencurigakan.
Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran bagi para pelaku usaha restoran untuk lebih memperhatikan kebersihan dan keamanan pangan. Reputasi dan kepercayaan pelanggan adalah aset berharga yang tidak boleh dipertaruhkan dengan praktik-praktik yang meragukan.
Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan peraturan di bidang ini untuk melindungi kesehatan dan keselamatan konsumen.
Kesimpulannya, pengalaman Jack ini menjadi pengingat penting bagi konsumen untuk selalu teliti dan selektif dalam memilih tempat makan. Praktik mencuci ulang sayuran bekas pakai menunjukkan adanya celah dalam standar kebersihan di beberapa restoran, dan perlu adanya peningkatan kesadaran dan pengawasan dari semua pihak untuk mencegah kejadian serupa terulang.