Jennifer Lopez dan Ben Affleck dilaporkan berselisih paham terkait rumah mewah mereka di Beverly Hills yang dijual seharga US$68 juta sejak Juni 2024, namun hingga kini belum laku. Perselisihan ini muncul karena perbedaan pendapat mengenai strategi penjualan properti tersebut.
Ben Affleck, menurut laporan Page Six dan TMZ, ingin menurunkan harga jual untuk mempercepat proses penjualan. Sementara itu, JLo bersikeras mempertahankan harga jual awal. Ketidaksepakatan ini semakin memperumit situasi, mengingat rumah tersebut telah dipasarkan selama sembilan bulan tanpa adanya penawaran serius.
Rumah seluas lebih dari 3.500 meter persegi itu memang memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Terdapat 12 kamar tidur, 24 kamar mandi, 80 tempat parkir, gym, lapangan basket, lapangan pickleball, ring tinju, bar, dan bahkan rumah terpisah untuk tamu seluas 5.000 kaki persegi serta rumah untuk asisten rumah tangga dan penjaga keamanan.
Meskipun demikian, sebuah laporan menyebutkan bahwa seorang calon pembeli sempat tertarik dengan harga US$64 juta pada September 2024, tetapi akhirnya membatalkan niatnya. Hal ini semakin menambah kekecewaan pasangan tersebut.
Sumber-sumber terdekat mengungkapkan bahwa Jennifer Lopez sebenarnya tidak pernah menyukai rumah tersebut sejak awal. Ia merasa desain rumah yang bertema modern kurang sesuai dengan seleranya yang lebih menyukai gaya romantis atau bergaya Spanyol/Eropa. Sumber tersebut juga menambahkan bahwa ide membeli rumah tersebut berasal dari Ben Affleck.
“Jen setuju karena tata letaknya yang luas, dapat menampung kedua keluarga mereka, pusat kebugaran dan lapangan pickleball, ruang kantor, ditambah lagi rumah itu memiliki dua pintu masuk pribadi,” ungkap sumber tersebut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa persetujuan JLo untuk membeli rumah tersebut didasarkan pada fasilitas yang tersedia, bukan karena ia menyukai desain rumahnya.
Perceraian Jennifer Lopez dan Ben Affleck yang resmi pada 21 Februari 2025, tampaknya semakin mempersulit upaya penjualan rumah tersebut. Proses perceraian mereka menghasilkan kesepakatan pembagian harta gana-guna, dimana masing-masing pihak mendapatkan apa yang mereka raih secara individu selama pernikahan, tanpa adanya kewajiban pembayaran tunjangan pasangan.
Rumah mewah tersebut kini menjadi simbol dari kegagalan investasi dan perbedaan selera di antara mantan pasangan selebriti ini. Kegagalan penjualan rumah tersebut menimbulkan spekulasi lebih lanjut mengenai dinamika hubungan mereka setelah perpisahan. Bagaimana pun juga, penjualan rumah ini akan menjadi sebuah penutup bab baru dalam kisah Jennifer Lopez dan Ben Affleck.
Situasi ini juga menarik perhatian publik, karena memperlihatkan sisi lain dari kehidupan para selebriti, di mana mereka juga menghadapi masalah-masalah yang umum terjadi, seperti ketidakcocokan selera, masalah keuangan, dan bahkan perselisihan harta gono gini setelah perpisahan.
Laporan-laporan lain juga menyebut bahwa rumah tersebut dibangun di atas lahan seluas lima hektar, menunjukkan kemewahan dan kemegahan rumah ini, namun ternyata tidak cukup menarik minat pembeli.
Kegagalan menjual rumah tersebut dalam waktu yang relatif lama bisa jadi disebabkan beberapa faktor, diantaranya harga jual yang tinggi, kurangnya daya tarik desain bagi sebagian calon pembeli, serta waktu penjualan yang bersamaan dengan proses perceraian yang cukup rumit. Kondisi pasar properti di Beverly Hills juga perlu dipertimbangkan.
Kesimpulannya, perselisihan Jennifer Lopez dan Ben Affleck mengenai rumah mewah mereka yang tak kunjung laku memperlihatkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi pasangan selebriti, bahkan setelah perpisahan. Ketidakcocokan selera, harga jual yang tinggi, dan faktor-faktor pasar properti semuanya berperan dalam situasi ini.