Penggunaan kendaraan listrik, khususnya truk listrik, kini meluas hingga ke sektor perkebunan. Tunas Sawa Erma (TSE) Group, misalnya, tengah mengujicobakan truk listrik di perkebunan kelapa sawitnya di Papua. Langkah ini bukan hanya upaya efisiensi bahan bakar, tetapi juga komitmen besar dalam mengurangi emisi karbon di industri sawit.
Direktur TSE Group, Luwy Leunufna, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE). Penggunaan kendaraan listrik di perkebunan merupakan langkah awal dalam transisi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan berharap kemajuan teknologi akan mempercepat penggantian kendaraan konvensional dengan kendaraan listrik di masa mendatang.
Truk listrik ini akan digunakan untuk berbagai aktivitas perkebunan, mulai dari pengangkutan tandan buah segar (TBS) hingga mobilitas pekerja. Hal ini menunjukan komitmen TSE Group untuk mengintegrasikan kendaraan listrik ke dalam seluruh alur operasional perkebunannya.
Dampak Positif Elektrifikasi Armada di Perkebunan
Berdasarkan data internal TSE Group, penggunaan truk konvensional menghabiskan sekitar dua juta liter solar per tahun. Hal ini berkontribusi terhadap emisi CO2e sebesar 4.000 ton per tahun. Dengan beralih ke kendaraan listrik, emisi ini dapat ditekan secara signifikan, memberikan kontribusi nyata terhadap upaya transisi energi bersih.
Penggunaan truk listrik juga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang harganya fluktuatif dan berdampak pada biaya operasional. Penghematan biaya ini dapat dialokasikan untuk pengembangan aspek lain dari bisnis perkebunan, misalnya peningkatan produktivitas atau pengembangan infrastruktur.
Lebih lanjut, penggunaan kendaraan listrik dapat meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen dan stakeholder. Perusahaan yang berkomitmen terhadap lingkungan cenderung lebih diminati dan mendapat dukungan yang lebih kuat dari berbagai pihak.
Komitmen TSE Group dan Dukungan Pemerintah
Komitmen TSE Group dalam mengurangi emisi telah dimulai sejak tahun 2023. Perusahaan menggunakan Science Based Targets initiative (SBTi) sebagai acuan dalam menetapkan target Net Zero Emissions. Komitmen ini tidak hanya internal, tetapi juga dikomunikasikan secara terbuka kepada seluruh stakeholder untuk memastikan transparansi dan konsistensi.
Inisiatif TSE Group sejalan dengan target pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Kontribusi elektrifikasi armada TSE Group mendukung pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030, atau hingga 41 persen dengan dukungan internasional.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun menawarkan berbagai manfaat, transisi ke kendaraan listrik juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang memadai di daerah perkebunan. Perlu investasi yang signifikan untuk membangun infrastruktur pendukung yang reliable.
Tantangan lainnya adalah harga kendaraan listrik yang masih relatif tinggi dibandingkan kendaraan konvensional. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan skala produksi, harga kendaraan listrik diperkirakan akan semakin terjangkau di masa depan.
Kendati demikian, potensi manfaat dari elektrifikasi armada di sektor perkebunan sangat besar. Selain mengurangi emisi karbon, inisiatif ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat citra perusahaan yang peduli lingkungan. Oleh karena itu, perlu dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di sektor ini.
Keberhasilan TSE Group dalam mengujicobakan truk listrik di perkebunan sawit di Papua dapat menjadi contoh bagi perusahaan perkebunan lainnya di Indonesia. Hal ini dapat mendorong percepatan transisi energi bersih di sektor perkebunan dan berkontribusi pada pencapaian target emisi nasional.