Berita  

Ratusan Siswa SMP Buleleng Buta Huruf: Disleksia dan Kurang Perhatian Jadi Biang Keladinya

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Abdul Mu’ti, mengonfirmasi laporan dari Dinas Pendidikan Buleleng mengenai kurang lebih 400 siswa SMP yang belum mampu membaca. Angka ini, menurut beliau, merupakan sebagian kecil dari total siswa di Buleleng, sekitar 0,0011 persen.

Mu’ti menjelaskan bahwa penyebabnya beragam. Sebagian siswa mengalami disleksia, suatu gangguan belajar yang menyulitkan kemampuan membaca. Faktor lain yang berperan adalah kurangnya perhatian orang tua dan rendahnya motivasi belajar.

“Itu kami sudah komunikasi dengan Dinas Pendidikan di Buleleng. Jumlahnya itu ada sekitar 400 dari sekian puluh ribu murid. Jadi prosentasenya itu 0,0011 persen,” jelas Mu’ti.

Ia menambahkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan membaca berasal dari keluarga yang kurang memberikan perhatian optimal pada pendidikan anak. Kurangnya motivasi belajar juga menjadi faktor signifikan yang perlu diperhatikan.

“Banyak mereka yang mengalami masalah itu, Sebagian dari anak-anak yang memang mengalami disleksia, anak-anak yang berkebutuhan khusus, dan memang anak-anak dari keluarga yang kurang mendapatkan perhatian dengan baik. Sebagian karena ada alasan motivasi belajar yang rendah,” tambahnya.

Langkah-Langkah Pemerintah dalam Mengatasi Masalah

Pemerintah telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan literasi ini. Kementrian Dikdasmen telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Buleleng dan pihak-pihak terkait untuk memberikan bantuan dan layanan khusus bagi siswa yang membutuhkan.

Program-program intervensi yang dirancang meliputi metode pengajaran khusus untuk siswa dengan disleksia, serta upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan keterlibatan orang tua.

“Jadi kami sudah komunikasi dengan dinas pendidikan dan dinas pendidikan dan pihak terkait juga sudah membantu melayani murid-murid yang dianggap atau yang kemampuannya memang dianggap rendah dan karena itu maka langkah itu sudah ditindaklanjuti,” kata Mu’ti.

“Dan mudah-mudahan kedepan mereka dapat meningkat kemampuan literasi dan memorasi,” sambungnya.

Analisa Lebih Dalam Mengenai Penyebab

Laporan awal dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng menyebutkan angka 363 siswa SMP yang belum mampu membaca dan menulis. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kurangnya motivasi belajar menjadi penyebab utama, mencapai 52 persen.

Data ini menunjukkan urgensi intervensi yang fokus pada peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti melibatkan orang tua secara aktif, memberikan bimbingan konseling, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan menyenangkan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

  • Disleksia dan gangguan belajar lainnya.
  • Kurangnya perhatian dan dukungan dari orang tua.
  • Rendahnya motivasi belajar.
  • Kualitas pendidikan dan metode pengajaran yang kurang efektif.
  • Faktor lingkungan sosial ekonomi keluarga.
  • Kesimpulan

    Masalah 400 siswa SMP di Buleleng yang belum mampu membaca merupakan tantangan serius yang memerlukan solusi komprehensif. Kerjasama antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan literasinya.

    Selain program-program intervensi, perlu adanya evaluasi berkelanjutan terhadap metode pengajaran dan kurikulum untuk memastikan efektivitasnya dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi dan dukungan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar juga sangat krusial.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *