Nasi Goreng Cabe Rawit di Jalan Daksa II, Jakarta Selatan, bukanlah sekadar warung nasi goreng biasa. Berdiri sejak 1967, tempat makan ini menyimpan sejarah dan cita rasa unik yang patut diacungi jempol. Letaknya yang tersembunyi di antara perumahan elit di kawasan Selong, Kebayoran Baru, menambah daya tariknya sebagai hidden gem bagi para penikmat kuliner.
Kisah Nasi Goreng Cabe Rawit bermula dari usaha keliling sang kakek pemiliknya, Eno, yang berasal dari Pekalongan. Sejak tahun 1967, sang kakek menjajakan nasi gorengnya dengan gerobak, menyusuri jalanan dari Karet hingga Senayan. Sebuah perjalanan panjang yang akhirnya berlabuh di Jalan Daksa II pada tahun 2002 setelah sempat berjualan di Taman Gunawarman.
Pemilihan lokasi di Jalan Daksa II bukanlah tanpa alasan. Eno menjelaskan, “Yang dekat dari lokasi awalnya saja,” menunjukkan penghormatan terhadap warisan usaha keluarganya. Kini, nasi goreng legendaris ini berjualan di depan sebuah bangunan bekas kafe yang telah dialihfungsikan menjadi gudang pribadi.
Rahasia Nasi Goreng Tanpa Minyak
Keunikan Nasi Goreng Cabe Rawit terletak pada proses memasaknya. Berbeda dengan nasi goreng kebanyakan, di sini nasi goreng disangrai tanpa menggunakan minyak dan MSG. Meskipun tanpa minyak, nasi goreng tetap terasa gurih berkat teknik sangrai dan pemilihan bahan-bahan berkualitas.
Eno menjelaskan, “Di bumbu halusnya memang nggak pakai minyak, tapi ada bahan yang kita pakai itu bisa mengeluarkan sedikit minyak.” Proses sangrai membutuhkan ketelatenan dan keahlian khusus. Penjual harus terus mengaduk bumbu di atas wajan berdiameter 26 cm agar tidak gosong. Bayangkan, proses yang membutuhkan keahlian dan ketekunan tinggi.
Langkah-langkah pembuatannya pun terbilang unik. Bumbu halus dan telur disangrai hingga kering, lalu ditambahkan garam dan kecap manis. Setelah itu, nasi dimasukkan dan diaduk hingga setengah matang. Dalam sekali proses, bisa dihasilkan hingga 30 porsi nasi goreng.
Setiap hari, persiapan dimulai sejak pukul 6 pagi. Eno dan timnya menyiapkan bumbu halus dan kondimen seperti emping dan acar timun di dapur operasional mereka di Bintaro. Proses memasak nasi goreng baru dimulai pukul 11 siang.
Cita Rasa dan Keunikan Nasi Goreng Jalan Daksa
Cita rasa Nasi Goreng Cabe Rawit begitu khas. Selain gurih dan tidak berminyak, nasi goreng ini disajikan dengan irisan cabai rawit hijau yang memberikan sensasi pedas segar. Perpaduan rasa gurih, sedikit manis dari kecap, dan pedas dari cabai rawit menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Tekstur nasi gorengnya pun pas; tidak lembek dan tidak terlalu kering. Bumbu rempahnya terasa meresap sempurna ke dalam setiap butir nasi. Kombinasi rasa dan tekstur yang seimbang ini membuat Nasi Goreng Cabe Rawit begitu istimewa dan berbeda dari nasi goreng lainnya.
Keberhasilan Nasi Goreng Cabe Rawit bertahan selama puluhan tahun membuktikan kualitas rasa dan konsistensi dalam menjaga resep turun temurun. Ini adalah bukti nyata dedikasinya pada cita rasa asli dan komitmennya pada kualitas bahan baku yang digunakan.
Selain itu, warisan kuliner ini juga merupakan bukti sejarah kuliner Jakarta yang patut dijaga dan dilestarikan. Tempat ini bukan hanya sekadar tempat makan, tetapi juga sebuah cerita panjang tentang kegigihan dan warisan kuliner keluarga.
Dengan segala keunikan dan cita rasanya, Nasi Goreng Cabe Rawit di Jalan Daksa II patut masuk dalam daftar tempat makan wajib dikunjungi bagi siapa pun yang gemar menikmati kuliner Indonesia, khususnya pecinta nasi goreng.