Rahasia Juara AoC Adelio: Taktik Medali Emas Olimpiade Internasional

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Adelio Rasendriya Hafindika, siswa SMA Pradita Dirgantara, telah menorehkan prestasi gemilang di dunia olimpiade sains. Wajahnya menghiasi layar gadget siswa Indonesia saat ia meraih juara bersama timnya di Academy of Champions (AoC) akhir tahun 2024. Tim Distrik 4 (Jawa Tengah & DIY) yang dibentuknya bersama Moch Rakha Aryaputra dan Novin Raushan berhasil mencuri perhatian.

Keberhasilannya di AoC bukanlah satu-satunya prestasi Adelio. Ia juga telah mengumpulkan sederet medali bergengsi, termasuk medali emas The 20th International Geography Olympiad 2024, medali perunggu Indonesian National Earth Science Olympiad 2024, dan medali perak Indonesian National Geography Olympiad 2023. Prestasi ini menunjukkan konsistensi dan dedikasi tinggi Adelio dalam bidang ilmu pengetahuan.

Menemukan Minat dan Potensi Diri

Perjalanan Adelio menuju kesuksesan ini tidaklah mudah. Sejak SD, ia telah mencoba mengikuti berbagai olimpiade, namun seringkali gagal lolos. Pengalaman ini justru menjadi pelajaran berharga baginya. Ia menyadari pentingnya menemukan bidang yang benar-benar diminati dan sesuai dengan potensinya.

Adelio menjelaskan, “Misalnya dalam bidang OSN gini, ada tiga tingkatan pelajaran. Yang pertama itu yang paling tinggi, itu yang kita suka dan kita bisa. Yang kedua itu yang kita bisa. Dan ketiga itu yang kita suka.” Dari pengalaman berulang kali mengikuti kompetisi, ia akhirnya menemukan minatnya di bidang geografi dan ilmu kebumian.

Ia menambahkan, “Pas kecil itu aku enggak tahu apa yang aku suka dan apa yang aku bisa. Tapi karena setelah ikut kompetisi itu aku tahu, oh aku bisa yang di sini, aku enggak bisa yang disini, aku suka yang di sini. Dan itu tuh akhirnya kayak ngasih semacam tembok, tapi bukan tembok yang dalam artian jelek, cuma tembok pengaman untuk mengarahkanku ke jalan yang kira-kira bagus buatku ke depannya.”

Belajar dari Pengalaman dan Kompetitor

Ketakutan akan kegagalan dan rasa malu sempat menghantui Adelio di awal perjalanan karirnya di olimpiade. Namun, ia belajar untuk menerima kekalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Ia menganggap peserta olimpiade lainnya bukan sebagai musuh, melainkan sebagai kompetitor yang saling memotivasi.

Menurutnya, “Peserta lain di olimpiade bukan musuh, tetapi kompetitor. Persaingan tidak didasari rasa benci, tetapi pemahaman bahwa peserta lain adalah orang yang sama-sama berjuang dan mau berjuang bersama untuk saling membangun diri sendiri.” Ia juga menekankan pentingnya belajar dari pengalaman, baik kemenangan maupun kekalahan.

Adelio HafindikaAdelio Hafindika dari SMA Pradita Dirgantara bersama Moch Rakha Aryaputra dan Novin Raushan meraih kemenangan di AoC.

Motivasi sebagai Penggerak Utama

Adelio juga aktif membagikan ilmunya sebagai tutor di Alumni Association of Indonesia Geography Olympiad Team. Ia membimbing siswa lain untuk meraih prestasi di olimpiade, dengan mengembangkan materi pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar mereka. Sekitar 45% siswanya berhasil meraih medali, salah satunya medali emas.

Ia menekankan pentingnya menemukan motivasi belajar yang kuat. “Start belajar itu pertama jelas nemuin apa yang kita suka dan kita bisa dulu. Setelah itu, barulah karena kita suka dan kita bisa, itu ada motivasi dari diri sendiri. Dan agar motivasi itu terus tetap ada, cari tahu apa yang membuat motivasi itu muncul. Tanpa motivasi yang kuat, belajar itu nggak bakal sustain. Nggak bakal bertahan lama. Dan setelah itu, baru mulai belajar,” jelasnya.

Metode belajar Adelio sendiri berfokus pada kombinasi latihan soal dan membaca materi secara berulang. “Aku sendiri, pertama kali belajar OSN dari latihan-latihan soal dulu. Setelah latihan soal, baru baca materi-materi. Latihan soal lagi, baca materi. Kayak diulang-ulang terus. Soal, materi. Soal, materi. Istirahat,” tuturnya.

Menjaga Keseimbangan: Belajar dan Istirahat

Selain motivasi dan strategi belajar, Adelio juga menyoroti pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental. Ia mengingatkan agar siswa menghindari burnout dengan meluangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.

“Yang pertama, itu tuh jangan capek. Yang kedua, tetap bahagia. Karena banyak orang yang berpikir kalau misalnya semakin banyak belajar itu semakin baik. Which is true, cuma semakin intensif. Tapi gimana, ya. Berlebihan dalam belajar itu nggak baik menurutku. Jadi kalau misalnya capek dalam belajar, yaudah tidur, coba main yang lain,” pesannya.

Ia menambahkan, “Dan sama itu tuh juga sekalian untuk membangun motivasi lagi untuk belajar. Sehingga pas belajar berikutnya juga mood kita tuh enak. Dan tetap bahagia aja. Kadang-kadang ada orang yang benar-benar sampai membatasi semuanya, nggak boleh main ini, nggak boleh main itu. Mungkin buat dia berhasil, cuma buat orang lain tuh nggak. Jadi intinya tuh adalah gimana cara kita nyaman dalam belajar sehingga semua materi yang harus kita pelajari bisa dipahami.”

Strategi Kompetisi Beregu: Pentingnya Kerjasama Tim

Berbeda dengan olimpiade individu, AoC mengharuskan kerja sama tim. Adelio berbagi pengalamannya dalam mengatasi potensi konflik dalam tim. Ia menekankan pentingnya mengenal anggota tim dengan baik agar dapat menyelesaikan konflik dengan cepat dan efisien.

“Ibaratnya dengan tugas sebanyak itu, game-nya itu bentar banget. Sehingga jangan sampai konflik itu memakan semua waktu kita,” ungkapnya. Kemampuan beradaptasi dan berkomunikasi efektif dalam tim menjadi kunci keberhasilan dalam kompetisi beregu.

Kesimpulannya, kesuksesan Adelio tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan dan kemampuan akademiknya saja, tetapi juga oleh kemampuannya untuk menemukan minat, mengelola waktu, menjaga keseimbangan, dan bekerja sama dalam tim. Kisahnya menginspirasi banyak siswa untuk berani berkompetisi dan meraih prestasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *