Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan menekankan peran krusial perempuan dalam menghadapi disrupsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Ia memperingatkan bahwa 83 juta pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi AI, sementara hanya 69 juta pekerjaan baru yang tercipta. Tanpa persiapan yang memadai, kesenjangan akan semakin lebar.
Menurut Wamenaker, yang akrab disapa Noel, transformasi digital harus diiringi peningkatan literasi digital dan penguatan keterampilan bagi pekerja perempuan. “Jika kita tidak mempersiapkan perempuan Indonesia, maka kesenjangan akan semakin dalam,” tegasnya.
1. Adaptasi dan Peningkatan Keterampilan untuk Kelompok Rentan
Sektor-sektor yang terdampak otomatisasi membutuhkan adaptasi cepat melalui pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling). Hal ini terutama penting bagi kelompok rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, dan lansia.
Kebijakan afirmatif yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi juga sangat penting untuk menjembatani kesenjangan ini. Pemerintah perlu memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal di tengah kemajuan teknologi.
2. Kewirausahaan Digital dan Industri Kreatif sebagai Solusi
Wamenaker mendorong perempuan untuk terjun ke bidang kewirausahaan berbasis digital dan sektor industri kreatif. Ini merupakan bagian dari upaya membangun SDM unggul dan berdaya saing, dengan penekanan pada kesetaraan gender, sains, teknologi, dan pemberdayaan perempuan.
Pemerintah berkomitmen tidak hanya menciptakan regulasi yang adil, tetapi juga membentuk lembaga pengawasan teknologi dan ketenagakerjaan untuk memastikan keadilan dan kesempatan yang merata bagi semua.
3. Program Link Women: Memperkuat Keterampilan Perempuan di Era AI
Bertepatan dengan Hari Kartini, UN Women dan LinkedIn meluncurkan program “Link Women” di Indonesia. Program ini bertujuan memperkuat keterampilan perempuan dan mengurangi kesenjangan gender di dunia kerja.
Program ini membekali perempuan Indonesia dengan keterampilan digital, termasuk soft skill, jaringan profesional, dan peluang kerja di era AI. UN Women Indonesia Representative and Liaison to ASEAN, Ulziisuren Jamsran, menyatakan bahwa meningkatkan partisipasi perempuan di sektor ketenagakerjaan berarti memberdayakan mereka dengan literasi teknologi dan soft skill.
Inisiatif seperti program Link Women sangat penting, karena menunjukkan komitmen nyata dalam mempersiapkan perempuan Indonesia menghadapi tantangan dan peluang di era digital. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi internasional, dan sektor swasta sangat krusial dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pemberdayaan perempuan di dunia kerja.
Selain itu, upaya edukasi dan sosialisasi tentang peluang dan tantangan era AI bagi perempuan juga perlu digencarkan. Hal ini penting agar perempuan dapat mengambil peran strategis dan berkontribusi aktif dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan bangsa.
Kesimpulannya, kesiapan perempuan Indonesia menghadapi disrupsi AI merupakan kunci kesuksesan pembangunan nasional. Dengan strategi yang komprehensif dan kolaboratif, Indonesia dapat memastikan bahwa perempuan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga memimpin dalam era transformasi digital ini.