Neta Auto Indonesia, perusahaan mobil listrik asal China, baru-baru ini mengumumkan penutupan permanen salah satu jaringan dealernya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Penutupan ini diklaim sebagai bagian dari penyesuaian operasional perusahaan. Dealer Kelapa Gading merupakan jaringan penjualan pertama Neta yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 2023.
Frietz F Roboth, Brand PR & Digital Manager Neta Auto Indonesia, menjelaskan bahwa keputusan penutupan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama dan telah dikaji secara menyeluruh dari berbagai aspek bisnis. Pihaknya menekankan bahwa keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kepentingan pelanggan dan keberlangsungan layanan purna jual.
“Penyesuaian operasional pada dealer NETA NEV Kelapa Gading merupakan bagian dari keputusan strategis yang diambil berdasarkan pertimbangan bisnis yang telah dikaji secara menyeluruh,” ujar Frietz dalam pesan singkatnya. “Keputusan ini merupakan hasil kesepakatan bersama antara kedua belah pihak, dan diambil dengan mengedepankan kepentingan pelanggan serta kesinambungan layanan purna jual ke depannya.”
Neta Auto Indonesia memastikan bahwa penutupan dealer di Kelapa Gading tidak akan memengaruhi hak dan benefit konsumen. Garansi kendaraan, layanan Emergency Road Assistance (ERA), layanan Home Service, serta akses terhadap riwayat servis kendaraan tetap berlaku penuh. Konsumen masih dapat mengakses layanan purna jual di 13 jaringan dealer Neta yang masih beroperasi di Indonesia.
“Akan tetap berlaku secara penuh tanpa pengecualian. Pelanggan tetap dapat melanjutkan seluruh layanan tersebut melalui dealer resmi Neta di manapun,” tegas Frietz.
Kontroversi dan Isu Keuangan Neta
Penutupan dealer Neta di tengah kabar miring mengenai kondisi keuangan perusahaan di China menimbulkan pertanyaan. Beredar kabar bahwa Neta mengalami krisis keuangan yang cukup serius. Kabar tersebut mencakup pembubaran tim R&D di China, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan, ketidakmampuan membayar pesangon, serta pemangkasan gaji karyawan.
Tidak hanya itu, Neta juga dikabarkan menghadapi masalah dengan pemasok komponen. Para pemasok lokal bahkan dilaporkan mendatangi kantor pusat Neta Auto di Shanghai untuk menuntut pembayaran yang belum diselesaikan.
Menanggapi kabar tersebut, Neta Indonesia menyatakan bahwa kejadian di China merupakan bagian dari upaya efisiensi perusahaan. Mereka juga memastikan bahwa permasalahan yang terjadi di China tidak akan berpengaruh terhadap operasional bisnis Neta di Indonesia.
Analisis Situasi Neta Auto Indonesia
Penutupan dealer Neta di Kelapa Gading, meskipun diklaim sebagai penyesuaian operasional, patut dikaji lebih lanjut. Meskipun Neta Indonesia membantah dampak negatif dari isu keuangan di China, penutupan dealer ini tetap menimbulkan kekhawatiran tentang strategi jangka panjang perusahaan di Indonesia. Kepercayaan konsumen terhadap merek Neta juga perlu dijaga agar tetap stabil.
Perlu transparansi lebih lanjut dari Neta Auto Indonesia terkait strategi bisnisnya ke depan. Komunikasi yang efektif kepada konsumen mengenai langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi isu yang berkembang sangatlah penting. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kepercayaan konsumen dan menjaga citra positif perusahaan di pasar Indonesia.
Keberhasilan Neta di Indonesia bergantung pada kemampuan perusahaan untuk membangun kepercayaan dan memberikan layanan purna jual yang handal. Dengan pasar mobil listrik yang semakin kompetitif, Neta harus dapat menunjukkan komitmennya terhadap pasar Indonesia secara nyata.
Langkah selanjutnya yang diambil Neta Auto Indonesia akan sangat menentukan keberhasilannya di pasar Indonesia. Apakah penutupan dealer di Kelapa Gading ini merupakan indikasi awal dari masalah yang lebih besar atau hanya sekadar penyesuaian operasional semata, hanya waktu yang akan menjawabnya.