Tulisan “Lorem Ipsum Dolor Amet” yang muncul di tugu titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN) beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik dan anggota Komisi II DPR RI. Kejadian ini dibahas dalam rapat kerja Komisi II dengan Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) pada Selasa, 22 April 2025.
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB, Muhammad Khozin, menyoroti insiden tersebut. Ia menilai kesalahan penulisan tersebut sebagai masalah komunikasi publik yang mengganggu, mengingat “Lorem Ipsum” adalah istilah umum di kalangan desain grafis dan seharusnya tidak muncul di ruang publik.
“Ini berapa waktu yang lalu rapat terakhir dengan OIKN kami juga menyoroti terkait dengan dinamika komunikasi publik dari IKN. Ada dua isu yang muncul yang sebetulnya ini hal-hal yang tidak terlalu esensial tapi cukup menganggu dalam ruang diskusi publik, ada tugu titik nol di IKN yang kemudian ada tulisan Lorem Ipsum Dolor Amet,” ujar Khozin dalam rapat. “Lorem Ipsum itu istilah yang familiar di kalangan praktisi desain, hal-hal ini mestinya tidak terjadi. Sekali lagi ini soal komunikasi publik yang harus dikelola dengan baik,” tambahnya.
Insiden ini menunjukkan kurangnya pengawasan dan detail dalam proses pembangunan dan peluncuran infrastruktur IKN. Kejadian ini seharusnya dapat dihindari melalui proses penyuntingan dan pengecekan yang lebih teliti sebelum peluncuran resmi. Peristiwa ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai standar kualitas kontrol proyek-proyek publik di IKN.
Perubahan Mekanisme Pemindahan ASN ke IKN
Selain permasalahan tersebut, rapat juga membahas perubahan mekanisme pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN. Awalnya direncanakan sebagai perpindahan permanen, namun kini berubah menjadi penugasan waktu tertentu. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas strategi tersebut.
Khozin mempertanyakan pertimbangan di balik perubahan ini dan dampaknya terhadap pembangunan sinergi dan kolaborasi antar ASN. “Apa pertimbangan perubahan mekanisme ini? Bagaimana dengan soal efektivitas dalam membangun chemistry para ASN dengan model “penugasan waktu tertentu” ini?” tanyanya.
Pertanyaan ini sangat relevan, mengingat pentingnya kolaborasi dan integrasi tim dalam membangun IKN. Sistem penugasan sementara dapat berpotensi menghambat terbentuknya ikatan yang kuat diantara para ASN, yang berdampak pada efisiensi kerja jangka panjang.
Tanggapan OIKN
Menanggapi kritik tersebut, Sekretaris OIKN, Bimo Adi, mengakui adanya kesalahan dalam penulisan di tugu titik nol IKN. Ia menyatakan bahwa beberapa hal belum rampung. “Iya, belum rampung,” kata Bimo di Kompleks Parlemen. Ia berjanji akan memperbaiki kesalahan tersebut di masa mendatang. “Iya, ke depan nanti akan kita perbaiki untuk hal-hal seperti itu,” katanya.
Tanggapan OIKN ini, meskipun mengakui kesalahan, terkesan kurang memuaskan. Penjelasan “belum rampung” terkesan minim detail dan tidak memberikan gambaran jelas mengenai langkah-langkah perbaikan dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. Transparansi dan akuntabilitas menjadi krusial dalam proyek sebesar IKN.
Secara keseluruhan, permasalahan “Lorem Ipsum” dan perubahan mekanisme pemindahan ASN menyorot pentingnya manajemen komunikasi publik yang efektif dan perencanaan yang matang dalam pembangunan IKN. Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas pengawasan dan memastikan agar proyek-proyek IKN berjalan dengan lebih terencana dan profesional.