Mengapa Pajak Mobil Diesel Lebih Tinggi? Inilah Penjelasannya

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Pernahkah Anda membandingkan pajak tahunan mobil diesel dan bensin? Anda mungkin bertanya-tanya mengapa pajak mobil diesel lebih mahal, padahal secara tampilan, kedua jenis mobil ini seringkali mirip.

Berikut beberapa alasan mengapa pajak tahunan mobil diesel lebih tinggi daripada mobil bensin sekelasnya:

1. Nilai Jual yang Lebih Tinggi

Pajak kendaraan di Indonesia dihitung berdasarkan persentase dari Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Semakin tinggi NJKB, semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan.

Mobil diesel umumnya memiliki NJKB lebih tinggi dibandingkan varian bensinnya, meskipun model dan fitur serupa. Hal ini karena mesin diesel memiliki teknologi lebih kompleks, torsi lebih besar, dan daya tahan yang lebih kuat.

Contohnya, SUV diesel seperti Hyundai Santa Fe atau Pajero Sport biasanya lebih mahal daripada Honda CR-V atau Toyota Fortuner versi bensin, sehingga pajaknya pun lebih tinggi.

2. Emisi dan Regulasi yang Ketat

Mesin diesel dikenal menghasilkan emisi partikel lebih banyak daripada mesin bensin. Meskipun teknologi modern telah mengurangi emisi ini, tetap saja emisi gas buang mobil diesel secara umum lebih tinggi.

Beberapa daerah, khususnya kota besar, menerapkan kebijakan pajak yang memperhitungkan tingkat emisi. Mobil diesel, karena dianggap lebih “kotor”, dikenakan pajak tambahan di beberapa wilayah.

Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Perlu diingat bahwa regulasi terkait emisi terus berkembang. Pembaruan standar emisi dapat mempengaruhi besaran pajak mobil diesel di masa depan.

3. Penggunaan pada Kendaraan Berat

Mobil diesel dikenal kuat dan cocok untuk kendaraan berat atau pengangkut beban besar. Oleh karena itu, mobil diesel banyak digunakan pada SUV, MPV besar, atau pikap.

Kendaraan berat berpotensi menyebabkan kerusakan jalan yang lebih besar. Beberapa daerah menerapkan pajak yang lebih tinggi untuk kendaraan dengan bobot besar, terlepas dari penggunaannya.

Sebuah SUV diesel, meskipun hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetap dikenakan pajak lebih tinggi karena termasuk kategori kendaraan berat.

Sebagai tambahan, faktor seperti kapasitas mesin juga dapat mempengaruhi besaran pajak. Mesin diesel dengan kapasitas silinder yang lebih besar umumnya akan dikenakan pajak lebih tinggi dibandingkan mesin bensin dengan kapasitas yang sama.

Kesimpulannya, perbedaan harga pajak antara mobil diesel dan bensin dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari nilai jual, regulasi emisi, hingga jenis dan bobot kendaraan. Memahami faktor-faktor ini penting bagi calon pembeli mobil agar dapat mempertimbangkan biaya kepemilikan secara menyeluruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *