Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta resmi mengoperasikan lima unit truk sampah listrik tipe compactor. Truk-truk ini, buatan perusahaan dalam negeri MAB (Mobil Anak Bangsa), merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengurangi polusi udara dan emisi karbon.
Truk sampah listrik ini memiliki kapasitas enam hingga tujuh meter kubik, bebas emisi, dan beroperasi dengan minim kebisingan. Sistem pengoperasiannya menggunakan tenaga listrik dengan sistem plug-in dan mampu memadatkan sampah secara otomatis.
Penggunaan truk sampah listrik ini telah diantisipasi sejak awal tahun. Bocoran video yang beredar pada Januari 2025 lalu telah mengindikasikan rencana ini. Kini, penggunaan armada baru ini secara resmi telah dimulai.
Spesifikasi Teknis Truk Sampah Listrik
Truk compactor listrik ini memiliki spesifikasi yang dirancang untuk efisiensi dan keamanan. Dimensi truk meliputi panjang 3.300 mm, lebar 1.700 mm, dan tinggi 1.950 mm dengan berat kosong sekitar 1.700 kilogram.
Truk ini membutuhkan daya listrik sebesar 1,5 kW, 3 phase. Fitur keselamatan terintegrasi seperti panel kendali digital, safety switch, dan hydraulic control unit memastikan pengoperasian yang aman dan efisien.
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya dalam memadatkan sampah secara otomatis, mengurangi volume sampah yang diangkut dan meningkatkan efisiensi pengangkutan.
Dampak Positif terhadap Lingkungan
Inisiatif ini merupakan langkah signifikan dalam mengurangi polusi udara di Jakarta. Kendaraan pengangkut sampah merupakan penyumbang emisi yang cukup besar, dan peralihan ke kendaraan listrik secara signifikan mengurangi jejak karbon.
Penggunaan truk sampah listrik juga berkontribusi pada peningkatan kualitas udara di perkotaan. Minimnya kebisingan selama operasi juga meningkatkan kenyamanan warga sekitar.
DLH DKI Jakarta berencana untuk terus mengembangkan program ini. Peremajaan armada truk sampah dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan akan menjadi prioritas ke depannya.
Tantangan dan Harapan
Meskipun menawarkan banyak manfaat, transisi ke armada truk sampah listrik juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang memadai. DLH perlu memastikan tersedianya stasiun pengisian daya yang cukup untuk mendukung operasional truk-truk ini.
Tantangan lain adalah biaya investasi awal yang cukup tinggi. Namun, manfaat jangka panjangnya, terutama dalam hal pengurangan biaya operasional dan dampak positif lingkungan, diharapkan dapat mengimbangi investasi tersebut.
Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah perkotaan. Suksesnya program ini akan berdampak positif pada kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, optimistis program ini akan berjalan lancar dan memberikan dampak yang signifikan bagi lingkungan Jakarta. Beliau menekankan pentingnya komitmen berkelanjutan dalam upaya mengurangi polusi udara dan emisi karbon.
Dengan adanya teknologi dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, diharapkan Jakarta dapat menjadi kota yang lebih bersih, hijau, dan sehat di masa mendatang.