Berita  

Ibu di Depok Tipu Polisi, Sebar Hoaks Anak Hilang Demi Suami Pulang

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Seorang ibu rumah tangga berinisial AA di Cinere, Depok, Jawa Barat, nekat menyebarkan kabar bohong tentang hilangnya anaknya, A (10 tahun), demi membuat sang suami yang sedang berada di Bali segera pulang. Informasi tersebut menyebar dengan cepat di media sosial, salah satunya melalui akun Instagram @depok24jam, dan sempat viral.

Kejadian ini bermula dari keputusasaan AA yang ingin suaminya segera kembali ke Jakarta. Dengan menyebarkan berita palsu mengenai hilangnya anaknya, AA berharap dapat menarik perhatian dan mempercepat kepulangan sang suami. Aksi nekatnya ini berdampak luas dan menimbulkan keresahan di masyarakat.

Mendapat laporan dan melihat viralnya informasi tersebut, Unit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya langsung turun tangan melakukan penyelidikan. Polisi melakukan serangkaian penyelidikan, termasuk memeriksa keterangan saksi dan rekaman CCTV di sekitar lokasi.

Hasil penyelidikan menunjukkan fakta yang mengejutkan. Terungkap bahwa anak tersebut tidak hilang, melainkan dititipkan oleh ibunya sendiri kepada seorang temannya. Hal ini dibenarkan oleh Kanit 4 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Charles Rezki Volio Bagasiar, dalam pernyataan resminya pada Jumat, 25 April.

“Kami cocokkan dengan keterangan saksi-saksi, terus hasil pengecekan CCTV, baru kita simpulkan bahwa bukan diculik, tapi dititipkan oleh ibunya kepada temannya,” ujar AKP Charles.

AKP Charles menambahkan, motif di balik penyebaran informasi palsu ini adalah untuk memanggil sang suami pulang dari Bali. “Bapaknya kan lagi di Bali, biar pulang ke Jakarta. Iya betul (sengaja menyebarkan) seolah-olah anaknya pulang sekolah, hilang, kurang lebih begitu,” jelasnya.

Perbuatan AA ini jelas merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Selain meresahkan masyarakat, tindakannya juga telah menghabiskan waktu dan sumber daya kepolisian untuk menyelidiki kasus yang ternyata palsu. Aksi ini juga berpotensi menimbulkan kepanikan dan trauma bagi keluarga korban dan lingkungan sekitarnya.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama di media sosial. Informasi yang tidak terverifikasi dapat menimbulkan dampak negatif yang luas dan merugikan banyak pihak. Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya agar tidak ikut menyebarkan berita hoaks.

Polisi kemungkinan akan menjerat AA dengan pasal berlapis terkait penyebaran berita bohong dan tindakan yang menyebabkan keresahan masyarakat. Pasal yang dikenakan akan disesuaikan dengan tingkat keseriusan perbuatan yang dilakukan dan bukti-bukti yang ditemukan selama proses penyidikan. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua orang untuk selalu bijak dalam bertindak dan menggunakan media sosial dengan bertanggung jawab.

Diharapkan kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menyebarkan informasi. Verifikasi informasi sebelum menyebarkannya sangat penting untuk mencegah penyebaran berita bohong dan menjaga ketertiban umum.

Tindakan AA menimbulkan pertanyaan mengenai kesehatan mental dan hubungan rumah tangganya. Mungkin ada permasalahan mendasar dalam keluarga tersebut yang perlu mendapat perhatian dan penyelesaian. Semoga kasus ini menjadi titik balik bagi keluarga AA untuk memperbaiki komunikasi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih konstruktif.

Sebagai penutup, kasus ini menyoroti perlunya edukasi publik tentang bahaya penyebaran informasi palsu dan pentingnya berpikir kritis sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Semoga ke depannya tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *