Sebanyak 160 warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, mengalami keracunan makanan setelah menghadiri sebuah hajatan. Satu orang di antara mereka meninggal dunia. Penyebabnya? Bakteri Salmonella yang terdeteksi dalam beberapa hidangan yang disajikan.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto, menyatakan hasil uji laboratorium memastikan keberadaan bakteri Salmonella. “Bisa disimpulkan penyebab dari kejadian atau pemicu keracunan adalah bakteri Salmonella pada olahan makanan yang disajikan,” ungkap Anggit.
Sampel makanan yang diuji meliputi rendang, sambal goreng krecek, kerupuk, acar, dan pangsit. Semua sampel tersebut menunjukkan hasil positif mengandung bakteri Salmonella. Temuan ini menguatkan dugaan awal terkait sumber keracunan massal tersebut.
Detail Hasil Uji Laboratorium
Bukan hanya makanan, air yang digunakan di lokasi hajatan juga diperiksa. Hasilnya mengejutkan. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Hanung Sasmito, menjelaskan terdapat bakteri E. coli dan Coliform dalam jumlah yang melebihi batas aman.
“Kuman yang ditemukan pada air E. coli sama coliformnya di atas kadar maksimum yang diperbolehkan. Sedang bakteri yang ditemukan pada makanan dominan Salmonella,” jelas Hanung. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi kontaminasi ganda, baik dari makanan maupun sumber air yang digunakan dalam proses pengolahan makanan.
Langkah Pencegahan dan Edukasi
Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat. Pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan makanan dalam setiap acara keramaian perlu ditekankan. Pihak berwenang perlu meningkatkan sosialisasi mengenai praktik pengolahan makanan yang higienis, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses penyajian.
Selain itu, pengawasan terhadap tempat-tempat umum yang menyediakan makanan juga perlu diperketat. Hal ini untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi kesehatan dan lembaga pendidikan, untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat.
Dampak Keracunan dan Tindak Lanjut
Keracunan massal ini mengakibatkan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat Desa Karangturi. Selain penderitaan fisik yang dialami oleh korban, kejadian ini juga menimbulkan trauma psikologis. Perlu adanya pendampingan dan pemulihan secara menyeluruh bagi korban dan keluarga mereka.
Pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kejadian ini untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa. Evaluasi tersebut meliputi aspek pengawasan, edukasi, dan penegakan hukum bagi pelanggar aturan keamanan pangan. Transparansi informasi kepada masyarakat juga sangat penting untuk membangun kepercayaan publik.
Kejadian keracunan massal di Klaten ini seharusnya menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian dalam mengolah dan mengkonsumsi makanan. Masyarakat perlu lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga.
Kesimpulannya, keracunan massal di Klaten disebabkan oleh bakteri Salmonella dalam makanan dan kontaminasi E. coli dalam air. Kejadian ini menyoroti pentingnya praktik higienis dalam pengolahan makanan dan pengawasan yang ketat dari pemerintah.