Kehadiran Eza Gionino sebagai Adi dalam sinetron “Cinta di Ujung Sajadah” telah memberikan warna baru pada alur cerita yang semakin menarik. Perannya sebagai seorang ustaz yang terjebak dalam konflik rumah tangga Rindu (Cut Syifa) dan Fauzan (Zikri Daulay) telah berhasil meningkatkan tensi drama.
Eza Gionino sendiri mengakui tantangan yang dihadapinya. Ia bergabung di tengah jalan cerita yang sudah berjalan, sehingga perlu memahami alur cerita secara menyeluruh dan membangun chemistry dengan para pemain lain yang sudah mapan.
Tantangan Eza Gionino di Cinta di Ujung Sajadah
Salah satu tantangan terbesar bagi Eza adalah menjaga kualitas aktingnya agar tidak kalah dengan Cut Syifa dan Zikri Daulay, yang sudah membangun karakter Rindu dan Fauzan sejak awal penayangan sinetron tersebut. Ia harus mampu menciptakan keseimbangan dalam perannya dan memberikan kontribusi signifikan pada dinamika cerita.
“Tantangannya adalah gue masuk di tengah (cerita). Gue harus belajar dan observasi juga tentang cerita ini. Selain lepas dari karakter yang gue perankan, gue harus belajar juga. Gue harus mengerti ternyata oke, alur ceritanya seperti ini,” ungkap Eza Gionino.
Ia juga harus membangun chemistry dengan Cut Syifa, karena perannya sebagai Adi melibatkan interaksi yang cukup intens dengan karakter Rindu. Membangun chemistry yang kuat dengan pemain lain sangat penting agar penonton dapat terbawa suasana dan menikmati alur cerita.
“(Tantangan kedua) terus bagaimana caranya gue harus bisa menmgimbangi semua yang ada di sini, semua karakter. Termasuk salah satunya, Fauzan. Pasti ada pro dan kontra. Itu sudah pasti,” tambahnya.
Apresiasi dari Pemain Lain
Zikri Daulay memberikan pujian atas penampilan Eza Gionino. Ia menilai Adi memberikan dinamika baru dan memperkaya konflik cerita. Hal ini menunjukkan bahwa Eza berhasil melakukan tugasnya dengan baik dan memberikan kontribusi positif pada keseluruhan sinetron.
“(Adi) ngasih warna baru juga dari konfliknya, jadi lebih banyak dan berwarna. Tidak melulu sama Rindu, itu-itu saja. Terus, jadi saya enggak capai scene-nya. Eza banyak,” puji Zikri Daulay.
Cut Syifa juga mengungkapkan rasa syukur atas sambutan positif penonton terhadap pasangan Adi dan Rindu. Banyaknya penggemar yang mendukung pasangan ini menjadi bukti bahwa chemistry antara Eza dan Cut Syifa berhasil terbangun dengan baik.
“Di judul ini banyak banget shiper-nya. Banyak pendukung ini, pendukung itu, aku bersyukur banget. Terima kasih, berarti yang kami lakukan insyaallah sampai dan kalian suka dengan itu,” tutur Cut Syifa.
Pengalaman Pribadi yang Mendalam
Peran Adi memiliki keterkaitan personal yang mendalam bagi Eza Gionino. Kehilangan ibunya beberapa waktu lalu memberikan nuansa emosional yang kuat dalam pemeranannya, terutama pada adegan di mana Adi kehilangan ibunya.
“Ada scene di mana Adi kehilangan ibunya, itu yang baru gue rasakan kemarin,” kata Eza Gionino. Pengalaman pribadi ini tentunya menjadi energi tersendiri baginya saat berakting.
“Ada adegan di mana dia datang ke kuburan ibu, ibunya Adi. Itu yang baru gue rasakan kemarin. Itu pecah. Pecah banget,” tambahnya.
Kesimpulan
Eza Gionino berhasil memberikan kontribusi besar dalam sinetron “Cinta di Ujung Sajadah”. Ia menghadapi berbagai tantangan, namun berhasil melewatinya dengan baik, mendapatkan apresiasi dari pemain lain, dan menghasilkan chemistry yang kuat dengan Cut Syifa. Pengalaman pribadinya juga turut memberikan kedalaman emosional pada perannya. Kesuksesan Eza ini sekaligus bukti kualitas aktingnya yang mumpuni.