Berita  

Empat Temuan Polisi Tutup Kasus Misterius Kematian Mahasiswa UKI

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Kasus kematian Kenzha Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), yang ditemukan tewas di area kampus pada Maret 2025, telah menimbulkan kontroversi. Awalnya, beredar kabar bahwa Kenzha tewas dikeroyok. Namun, penyelidikan polisi menghasilkan kesimpulan yang mengejutkan.

Penyelidikan Dihentikan dan Temuan Polisi

Setelah melakukan prarekonstruksi di TKP dan gelar perkara yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Itwasda dan Bid Propam Polda Metro Jaya, polisi memutuskan untuk menghentikan penyelidikan. Kesimpulannya? Tidak ditemukan unsur pidana dalam kematian Kenzha.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, menyatakan, “Tidak dapat ditingkatkan penyelidikannya ke tahap penyidikan,” karena peristiwa yang dilaporkan bukan merupakan tindak pidana. Proses penyelidikan dihentikan dan administrasi penghentian akan dilengkapi.

Temuan-temuan Polisi Selama Penyelidikan

Polisi memaparkan beberapa temuan penting. Pertama, tidak ada darah pada baut yang ditemukan di lokasi kejadian. Bercak darah di pipa paralon juga tidak bisa dianalisis secara maksimal karena kerusakan DNA akibat hujan deras saat kejadian.

Rekaman CCTV menunjukkan Kenzha terjatuh dua kali, diduga karena pengaruh minuman keras. Ia juga terlihat memukul seorang saksi mahasiswa. Sayangnya, tidak ada rekaman CCTV yang menyorot area pagar dan selokan tempat Kenzha jatuh.

Keterangan sekuriti kampus menyebutkan Kenzha sendiri yang menggoyangkan pagar sebelum terjatuh ke selokan. Luka-luka pada tubuh korban diduga disebabkan oleh jatuhnya tersebut.

Penyebab Kematian dan Temuan Alkohol

Dokter forensik RS Polri, Arfiani Ika Kusumawati, mengungkapkan penyebab kematian Kenzha. Ia menyebutkan bahwa pengaruh alkohol yang sangat tinggi membuat Kenzha kesulitan bernapas saat terjatuh, sehingga menyebabkan kematiannya.

Luka terbuka di kepala Kenzha, menurut Ika, bukan penyebab utama kematian. Kondisi tersebut diperparah oleh pengaruh minuman keras yang membuat korban tak sadarkan diri.

Tingginya Kadar Alkohol dalam Tubuh Korban

Pemeriksaan menunjukkan adanya kadar alkohol yang sangat tinggi di lambung Kenzha, namun kadarnya rendah di darah. Perbedaan ini mengindikasikan konsumsi alkohol dalam jumlah besar yang menurunkan kesadaran korban.

“Alkohol yang dikonsumsi oleh korban itu kan ditemukan dosisnya sangat tinggi di lambung. Tapi dosisnya sangat rendah di darah,” jelas Ika. Hal ini menunjukkan Kenzha mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar sebelum kejadian.

Reaksi Keluarga dan Laporan ke Propam

Keluarga Kenzha keberatan dengan penghentian penyelidikan dan melaporkan kasus ini ke Divpropam Mabes Polri. Mereka menilai penyelidikan tidak transparan dan terlalu cepat menyimpulkan kematian Kenzha sebagai kecelakaan.

Tim kuasa hukum keluarga, Manotar Tampubolon, mengatakan, “Sangat tidak terbuka terhadap pihak keluarga, bagaimana proses perkara yang ada di Jakarta Timur itu dilakukan atau diproses oleh penyidik.” Mereka menganggap polisi mengabaikan hasil autopsi dan terlalu mudah menyimpulkan penyebab kematian.

Syah Kenzha, Eben Haezar Happy Walewangko, juga menyoroti kurangnya transparansi dalam penanganan kasus. Ia menunjukkan sejumlah foto yang diduga sebagai bukti kekerasan pada tubuh Kenzha, seperti bekas tapak sepatu dan lebam-lebam.

“Polres Jakarta Timur itu merekayasa kasus karena dianggap kecelakaan, padahal ini murni pengeroyokan,” tegas Eben. Pernyataan ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang keakuratan penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Kasus ini menyisakan banyak pertanyaan dan menimbulkan keraguan tentang kesimpulan polisi. Ketidakpuasan keluarga dan adanya dugaan ketidaktransparanan dalam penyelidikan memerlukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan keadilan tercapai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *