Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, merespon cepat insiden pembakaran tiga mobil polisi di Depok pada Jumat, 18 April 2025. Kejadian yang sempat viral di media sosial ini dilakukan oleh oknum anggota ormas terkait konflik penguasaan lahan. Dedi Mulyadi langsung mengunjungi lokasi kejadian di Kampung Baru, Jalan Dahlan, Cimanggis, Depok, dan juga menemui pihak Polres Metro Depok.
Kunjungan tersebut bukan hanya untuk melihat lokasi pembakaran, melainkan juga untuk menenangkan situasi dan mencegah terjadinya eskalasi konflik lebih lanjut. Dedi Mulyadi menekankan pentingnya menjaga kondusifitas Kamtibmas di Depok dan meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi. Ia mengimbau agar masyarakat tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal Jawa Barat, seperti silih asah, silih asih, dan silih asuh.
Tanggapan Dedi Mulyadi Terhadap Insiden Pembakaran Mobil Polisi
Dedi Mulyadi secara tegas menyatakan komitmennya untuk memberantas premanisme di wilayah Jawa Barat, termasuk di Depok. Ia berharap kasus ini menjadi momentum untuk menekan angka premanisme hingga mencapai “zero premanisme”. Tidak hanya itu, ia juga berjanji akan memastikan proses hukum terhadap para pelaku berjalan dengan adil dan transparan.
Selain penegakan hukum, Dedi Mulyadi juga menyoroti aspek sosial yang ditimbulkan dari peristiwa ini. Ia meminta Wali Kota Depok, Supian Suri, untuk memperhatikan dampak sosial bagi keluarga para tersangka, terutama bagi anak-anak mereka yang masih sekolah dan istri yang kehilangan mata pencaharian.
Imbauan Kepada Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Dedi Mulyadi menekankan pentingnya keseimbangan antara penegakan hukum dan tanggung jawab sosial. Ia meminta masyarakat untuk tetap menjaga empati dan saling membantu, serta mampu membedakan antara proses hukum yang sedang berjalan dengan kebutuhan sosial masyarakat. Ia juga berjanji untuk membantu mencari solusi terkait permasalahan lahan yang menjadi pemicu konflik tersebut, termasuk permasalahan warga yang sudah lama tinggal di Depok namun belum terdaftar sebagai penduduk.
Dalam konteks yang lebih luas, insiden ini menyoroti pentingnya penyelesaian konflik lahan secara damai dan berkeadilan. Pemerintah daerah diharapkan mampu memfasilitasi dialog dan mediasi antara berbagai pihak yang bertikai agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Keberadaan ormas juga perlu dievaluasi agar tidak disalahgunakan untuk melakukan tindakan anarkis dan melanggar hukum.
Kronologi Singkat Kejadian
Insiden pembakaran mobil polisi bermula dari upaya polisi untuk menangkap TS, tersangka kasus penguasaan lahan dan kepemilikan senjata api. Kedatangan polisi di lokasi kemudian memicu reaksi massa yang mengakibatkan pembakaran dan perusakan tiga mobil polisi. Sembilan orang telah ditetapkan sebagai tersangka, sementara empat orang lainnya masih dalam pencarian.
Kejadian ini menjadi perhatian publik dan memicu berbagai reaksi. Selain tindakan tegas aparat penegak hukum, diperlukan upaya preventif untuk mencegah konflik serupa. Peran pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan seluruh stakeholder sangat penting dalam menciptakan solusi jangka panjang terkait permasalahan tanah dan konflik sosial yang kerap terjadi.
Dedi Mulyadi berharap, dengan langkah-langkah yang komprehensif, baik penegakan hukum maupun penyelesaian masalah sosial, kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk membangun Jawa Barat yang aman, damai, dan adil.