Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah videonya beredar luas. Dalam video tersebut, ia terlihat berinteraksi dengan seorang pedagang kerupuk tunanetra bernama Kusnandar di daerah Bandung.
Kusnandar, warga Majalaya Kabupaten Bandung, berjualan kerupuk keliling dengan dibantu tongkat. Meskipun memiliki keterbatasan penglihatan, ia tetap gigih mencari nafkah untuk keluarganya. Ia membawa tas slempang berisi uang hasil penjualan kerupuknya.
Saat bertemu Kusnandar, Dedi Mulyadi membeli seluruh kerupuk yang tersisa. Total harga kerupuk adalah Rp396.000, dan Dedi membayar Rp400.000. Namun, dengan penuh canda, ia memberikan uang kembalian berupa empat lembar uang dua ribuan.
Kusnandar, dengan sopan, mengembalikan uang kembalian sebesar Rp4.000. Melihat kesungguhan dan keterbatasan Kusnandar, Dedi Mulyadi mengajaknya berbincang di dalam mobil. Kusnandar menceritakan perjuangan hidupnya.
Kisah Hidup Kusnandar: Dari Tukang Pijat hingga Pedagang Kerupuk
Sebelum berjualan kerupuk, Kusnandar bekerja sebagai tukang pijat. Namun, pandemi Covid-19 membuatnya kehilangan mata pencaharian. Ia pun beralih profesi menjadi pedagang kerupuk keliling.
Dalam perbincangan itu, terungkap kisah pilu Kusnandar. Ia pernah menjadi korban penipuan. Seseorang yang mengaku sebagai asisten Dedi Mulyadi memborong kerupuknya, lalu mengambil uang dan handphonenya. Ia menunggu lama namun orang tersebut tidak kembali.
Mendengar cerita tersebut, Dedi Mulyadi merasa sangat iba. Ia pun melakukan hal yang tak terduga untuk membantu Kusnandar.
Kedermawanan Dedi Mulyadi
Awalnya, Dedi Mulyadi mengerjai Kusnandar dengan meminta Kusnandar menghitung modal dan keuntungan kerupuknya. Ternyata, keuntungannya jauh lebih kecil dari biasanya karena ulah Dedi Mulyadi sendiri.
Setelah itu, Dedi Mulyadi mengganti seluruh modal pembuatan kerupuk Kusnandar. Tidak hanya itu, ia memberikan tambahan uang sebesar Rp10 juta. Kusnandar sangat terkejut dan tak percaya dengan kebaikan Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi juga sempat bercanda dengan menyamar sebagai “Haji Udin”, seorang bandar beras. Dalam obrolan mereka, terungkap bahwa anak Kusnandar bercita-cita kuliah. Dedi Mulyadi pun terharu dan berjanji akan membantu.
Dampak Sosial dan Respon Publik
Aksi Dedi Mulyadi ini menuai beragam respon positif dari masyarakat. Banyak yang mengapresiasi kepedulian dan kedermawanannya. Aksi ini juga menjadi sorotan media dan viral di media sosial.
Di sisi lain, aksi Dedi Mulyadi juga menuai kritik. Beberapa pihak menilai bahwa aksinya terlalu berlebihan dan terkesan mencari popularitas. Namun, kebanyakan masyarakat tetap memberikan apresiasi atas kepedulian Dedi Mulyadi terhadap sesama.
Kisah ini memberikan inspirasi dan menunjukkan bahwa kepedulian terhadap sesama dapat memberikan dampak positif yang besar. Aksi Dedi Mulyadi mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan selalu berusaha membantu mereka yang membutuhkan.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya perlindungan bagi kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas, dari tindak kejahatan dan penipuan. Diharapkan kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.