Bayangkan makhluk laut misterius yang begitu langka, keberadaannya hanya terungkap melalui sisa-sisa yang ditemukan di perut paus sperma. Selama seabad, cumi-cumi kolosal (Mesonychoteuthis hamiltoni) tetap menjadi salah satu misteri terdalam lautan. Namun, baru-baru ini, misteri itu sedikit terungkap.
Pada tanggal 9 Maret 2024, sebuah tim ilmuwan dari Schmidt Ocean Institute berhasil merekam seekor cumi-cumi kolosal muda. Rekaman tersebut diambil di dekat Kepulauan Sandwich Selatan, pada kedalaman sekitar 600 meter, menggunakan wahana kendali jarak jauh (ROV) bernama SuBastian. Cumi-cumi muda berukuran 30 sentimeter ini terlihat berenang anggun di kedalaman laut. Rekaman ini menandai penampakan pertama cumi-cumi kolosal muda di habitat aslinya.
“Sangat menyenangkan melihat rekaman in situ pertama dari cumi-cumi raksasa muda,” kata Kat Bolstad, peneliti cumi-cumi di Universitas Teknologi Auckland, Selandia Baru. Selama seabad, pengetahuan kita tentang cumi-cumi kolosal sebagian besar berasal dari sisa-sisa yang ditemukan di perut predatornya. Penemuan ini merupakan lompatan besar dalam pemahaman kita tentang spesies yang luar biasa ini.
Cumi-Cumi Kolosal: Raksasa Lautan Dalam
Cumi-cumi kolosal, jauh lebih besar daripada sepupunya yang terkenal, cumi-cumi raksasa (Architeuthis dux). Mereka dianggap sebagai invertebrata terbesar di dunia, dengan panjang tubuh yang dapat mencapai 14 meter dan berat hingga 500 kilogram. Ukurannya yang menakjubkan menjadikan mereka salah satu makhluk laut paling menarik untuk dipelajari.
Salah satu ciri khas cumi-cumi kolosal adalah matanya yang sangat besar, berdiameter hingga 27 sentimeter. Ukuran mata yang luar biasa ini diduga membantu mereka melihat di lingkungan laut dalam yang gelap gulita. Kemampuan adaptasi mereka terhadap lingkungan ekstrem ini membuat mereka semakin menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Habitat cumi-cumi kolosal berada di perairan dingin dan dalam di Antartika. Mereka cenderung hidup lebih dalam seiring bertambahnya usia. Cumi-cumi muda ditemukan pada kedalaman sekitar 500 meter, sementara cumi-cumi dewasa hidup pada kedalaman jauh lebih besar.
Sejarah Penemuan dan Penelitian
Tahun 2024 menandai satu abad sejak cumi-cumi kolosal secara resmi diidentifikasi dan diberi nama. Ironisnya, selama seabad tersebut, pengetahuan kita tentang spesies ini sangat terbatas. Penemuan pertama mereka berasal dari dua lengan yang ditemukan di perut paus sperma pada tahun 1924-1925.
Meskipun beberapa spesimen lengkap telah ditemukan sejak itu, jumlahnya masih sangat terbatas. Hingga tahun 2015, hanya sekitar 12 spesimen lengkap yang berhasil dikumpulkan. Sebagian besar informasi yang kita miliki tentang siklus hidup dan perilaku mereka berasal dari analisis sisa-sisa yang ditemukan dalam perut predatornya.
Penampakan langsung cumi-cumi kolosal hidup di habitat aslinya sangat jarang terjadi. Rekaman video ini merupakan bukti betapa sedikit yang kita ketahui tentang kehidupan makhluk laut dalam yang misterius ini. Ekspedisi Falkor sebelumnya juga berhasil merekam cumi-cumi kaca glasial (Galiteuthis glacialis), menunjukkan kekayaan hayati dan misteri yang masih tersembunyi di Samudra Selatan.
“Penampakan pertama dua cumi-cumi berbeda pada ekspedisi berturut-turut sangat luar biasa dan menunjukkan betapa sedikitnya yang telah kita lihat dari penghuni Samudra Selatan yang luar biasa ini,” kata Jyotika Virmani, direktur eksekutif Schmidt Ocean Institute. Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya penelitian lebih lanjut untuk mengungkap misteri yang masih tersimpan di kedalaman laut.
Keberhasilan merekam cumi-cumi kolosal muda ini membuka peluang baru untuk mempelajari spesies yang menakjubkan ini. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkapkan lebih banyak informasi tentang perilaku, ekologi, dan peran cumi-cumi kolosal dalam ekosistem laut dalam. Hal ini penting untuk memahami dan melestarikan keanekaragaman hayati lautan dunia.