Berita  

China Kecam AS: Manipulasi Publik Lewat Tarif Impor Tak Beralasan

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Pernyataan yang saling bertolak belakang mengenai negosiasi tarif bilateral memicu kebingungan di pasar global. Kementerian Luar Negeri China membantah adanya pembicaraan terkait penghapusan tarif impor AS, sementara Presiden Trump mengklaim sebaliknya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, secara tegas menyatakan, “Amerika Serikat dan China tidak terlibat dalam konsultasi atau pembicaraan mengenai masalah tarif.” Pernyataan ini dikeluarkan sebagai tanggapan atas pernyataan Trump yang menyebutkan adanya pembicaraan yang berjalan baik dengan Presiden Xi Jinping terkait tarif.

1. Klaim Berbeda AS dan China Soal Negosiasi Tarif

Pernyataan Trump yang menyebutkan pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung langsung dibantah oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan China. Ia bahkan menyatakan telah mencapai kesepakatan, tanpa merinci lebih lanjut isi kesepakatan tersebut.

Perbedaan pernyataan ini menimbulkan ketidakpastian bagi pelaku bisnis di kedua negara. Ketidakjelasan mengenai nasib tarif impor yang memberatkan tersebut membuat banyak bisnis kesulitan merencanakan strategi jangka panjang.

2. Eskalasi Perang Dagang dan Dampaknya

Perang tarif antara AS dan China telah berlangsung selama beberapa waktu, dengan berbagai putaran kenaikan tarif dan tindakan pembalasan. Saat ini, tarif AS atas barang-barang China mencapai 145 persen, sementara tarif China atas impor AS mencapai 125 persen.

Tingginya tarif ini telah mengganggu operasional banyak bisnis di kedua negara. Ketidakpastian yang muncul akibat negosiasi yang tidak jelas semakin memperburuk situasi. Banyak perusahaan yang mengalami kerugian dan kesulitan dalam memprediksi masa depan bisnis mereka.

Pemerintah Trump sebelumnya menyatakan akan mempertimbangkan penurunan tarif atas beberapa barang impor China, tetapi hal tersebut tergantung pada perkembangan negosiasi. China sendiri menuntut pencabutan semua tarif sepihak yang dikenakan AS sebagai syarat penyelesaian masalah perdagangan.

3. Potensi Perlambatan Ekonomi Global

Perang dagang ini bukan hanya berdampak pada AS dan China, tetapi juga berpotensi memicu perlambatan ekonomi global. Kenaikan tarif yang signifikan telah mengganggu rantai pasokan global dan meningkatkan ketidakpastian di pasar internasional.

Pengumuman Trump mengenai pungutan impor besar-besaran pada April 2025 telah memicu kekhawatiran akan dampak negatif terhadap perdagangan global. Langkah-langkah balasan dari China semakin memperparah situasi.

Meskipun ada sinyal-sinyal bahwa kedua negara tengah mempertimbangkan untuk meredakan ketegangan, ketidakjelasan mengenai isi negosiasi dan komitmen masing-masing pihak masih menjadi kendala utama. Pernyataan yang saling bertentangan hanya menambah kompleksitas dan ketidakpastian situasi.

Ke depan, perlu adanya transparansi dan komunikasi yang lebih efektif antara AS dan China untuk menyelesaikan sengketa perdagangan ini. Kejelasan mengenai langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh kedua pihak sangat penting untuk memulihkan kepercayaan pasar dan mencegah dampak negatif yang lebih luas terhadap perekonomian global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *