Yayasan Media Berkat Nusantara (YMB) membantah tuduhan penyelewengan dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Jakarta Selatan. Kuasa hukum YMB, Timothy Ezra Simanjuntak, menegaskan bahwa seluruh pembayaran dari instansi terkait telah masuk ke rekening yayasan dan jumlahnya sesuai dengan yang tercatat. Tidak ada perubahan atau pengurangan dana yang mengindikasikan penyelewengan.
Pernyataan tersebut disampaikan Ezra dalam konferensi pers di Kalibata, Jumat, 25 April 2025. Ia menekankan bahwa tuduhan penyelewengan dana sama sekali tidak berdasar dan jauh dari kenyataan. Namun, ia mengakui adanya perbedaan pendapat terkait perhitungan antara yayasan dan mitra dapur MBG di Kalibata.
Perbedaan perhitungan ini menjadi pokok permasalahan. YMB memerlukan data transfer dan dokumen pendukung yang jelas dari mitra dapur untuk memastikan transparansi dan pertanggungjawaban bersama. Untuk menyelesaikan masalah ini, YMB akan mengadakan pertemuan dengan kuasa hukum mitra dapur pada pekan berikutnya.
Perwakilan YMB, Mei Imaniar, menyatakan kesiapan yayasan untuk mencairkan pembayaran kepada mitra dapur di Kalibata. Namun, Mei enggan mengungkapkan jumlah pasti pembayaran tersebut, meskipun mitra dapur, Ira Mesra, mengklaim jumlahnya hampir mencapai Rp1 miliar. Mei hanya menjelaskan bahwa pencairan akan dilakukan langsung ke rekening Ibu Ira, dan pengawasan transparansi pengeluaran dana negara akan diserahkan kepada Badan Gizi Nasional.
Kronologi Permasalahan dan Klaim Mitra Dapur
Sebelumnya, mitra dapur MBG di Kalibata melaporkan belum menerima pembayaran dari YMB. Kuasa hukum mitra dapur, Danna Harly, menyatakan bahwa hal ini mengakibatkan kerugian sebesar Rp975.375.000. Laporan resmi telah terdaftar di Polres Jakarta Selatan dengan nomor LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA tertanggal 10 April 2025.
Kerja sama antara mitra dapur dan YMB berlangsung dari Februari hingga Maret 2025. Selama periode tersebut, mitra dapur telah menyediakan sekitar 65.025 porsi makanan ke berbagai sekolah. Besaran kerugian yang diklaim oleh mitra dapur ini menjadi poin penting yang perlu diperjelas dalam proses mediasi yang akan datang.
Analisis dan Perspektif
Perbedaan data dan klaim antara YMB dan mitra dapur menunjukan pentingnya dokumentasi yang transparan dan terstruktur dalam pengelolaan program MBG. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya mekanisme pengawasan yang ketat untuk memastikan dana publik digunakan secara efektif dan efisien.
Proses mediasi antara kedua belah pihak diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan ini secara damai dan menemukan titik temu. Kejelasan data dan bukti akan menjadi kunci penting dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab atas selisih perhitungan tersebut. Transparansi dan akuntabilitas menjadi hal krusial dalam kasus ini, mengingat dana yang terlibat berasal dari anggaran negara.
Ke depan, perlu ada peningkatan sistem monitoring dan evaluasi program MBG untuk mencegah terjadinya permasalahan serupa. Standarisasi prosedur pembayaran dan dokumentasi yang lebih rinci akan sangat membantu dalam menjaga transparansi dan mencegah potensi konflik di masa mendatang. Peningkatan sistem pelaporan dan mekanisme pengaduan juga penting untuk memastikan setiap pihak dapat menyampaikan keluhan dan permasalahan dengan cepat dan efektif.
Kasus ini juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas dan pemahaman para mitra program dalam hal administrasi dan keuangan. Pelatihan dan pendampingan yang memadai akan membantu mereka memahami aturan dan prosedur yang berlaku, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan mempermudah proses pertanggungjawaban.