Pilu, Vasektomi Demi Istri, Namun Akhirnya Ditinggalkan

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Hidayatulloh, atau Ata, adalah salah satu dari sedikit pria di Indonesia yang menjalani vasektomi. Data Sistem Informasi Keluarga BKKBN 2022 menunjukkan hanya 0,25 persen pria yang melakukan prosedur ini. Keputusan Ata untuk melakukan vasektomi di usia muda, 26 tahun, didorong oleh rasa sayang kepada mantan istrinya.

Ia ingin mengurangi beban dan kekhawatiran mantan istrinya terkait efek samping metode kontrasepsi lain. Saat itu, mereka telah memiliki tiga anak. Sayangnya, pernikahan mereka berakhir. “Memutuskan vasektomi awalnya atas dasar kasih sayang saya terhadap mantan istri, karena saya menyaksikan langsung istri saya melahirkan, saya rasa juga harus berkorban demi dia,” ungkap Ata kepada detikcom pada Minggu (20/4/2025).

Pengalaman tersebut memberikan pelajaran berharga bagi Ata. “Saya vasektomi di umur 26 tahun, karena saya waktu itu berpikir akan sampai mati sama istri. Setelah dia ninggalin sekarang, sakitnya luar biasa,” tambahnya. Ia kini menyarankan agar pria mempertimbangkan matang-matang keputusan untuk vasektomi, terutama sebelum usia 30 tahun.

Pertimbangan Sebelum Melakukan Vasektomi

Keputusan untuk melakukan vasektomi merupakan keputusan besar yang membutuhkan pertimbangan matang. Faktor usia, kestabilan hubungan, dan rencana masa depan perlu dipertimbangkan secara menyeluruh. Konsultasi dengan pasangan dan dokter spesialis sangat dianjurkan sebelum menjalani prosedur ini.

Meskipun Ata menyesali keputusannya setelah perpisahan dengan istrinya, hal ini tidak mengurangi fakta bahwa vasektomi sendiri merupakan prosedur medis yang relatif aman dan memiliki efek samping yang minimal. Dalam kasus Ata, ia hanya merasakan sedikit nyeri selama tiga hari setelah prosedur.

Akses terhadap vasektomi juga semakin mudah di Indonesia. Banyak program pemerintah daerah yang menyediakan layanan vasektomi secara gratis. Ketersediaan program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan pilihan kontrasepsi bagi pria.

Efek Samping dan Prosedur Vasektomi

Secara umum, vasektomi merupakan prosedur yang aman dan efektif. Efek samping yang umum terjadi adalah sedikit nyeri, bengkak, atau memar di area sekitar sayatan. Efek samping ini biasanya ringan dan sementara. Namun, komplikasi serius seperti infeksi atau perdarahan sangat jarang terjadi.

Prosedur vasektomi sendiri relatif singkat dan dilakukan dengan anestesi lokal. Dokter akan membuat sayatan kecil di skrotum, lalu memotong atau mengikat saluran vas deferens yang membawa sperma. Setelah prosedur, pasien perlu istirahat dan menghindari aktivitas berat selama beberapa hari.

Meskipun efek sampingnya minim, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan vasektomi merupakan pilihan yang tepat dan aman bagi individu tersebut. Dokter akan menjelaskan prosedur secara detail, termasuk risiko dan manfaatnya.

Kesimpulan

Kisah Ata menyoroti pentingnya pertimbangan matang sebelum melakukan vasektomi. Meskipun prosedur ini aman dan efektif, keputusan ini harus didasarkan pada perencanaan hidup yang matang dan komunikasi yang baik dengan pasangan. Informasi yang akurat tentang prosedur, efek samping, dan aksesibilitas layanan sangat penting dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Terlepas dari pengalaman pribadi Ata, vasektomi tetap menjadi pilihan kontrasepsi yang efektif dan aman bagi pria yang memenuhi kriteria tertentu. Aksesibilitas program vasektomi gratis dari pemerintah juga memudahkan pria yang ingin menjalani prosedur ini.

(naf/up)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *