Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan dukungan negaranya terhadap Iran dalam negosiasi program nuklir dengan Amerika Serikat (AS). China berkomitmen pada solusi politik dan diplomatik, menentang penggunaan kekuatan dan sanksi sepihak.
“China selalu berkomitmen pada solusi politik dan diplomatik untuk masalah nuklir Iran. Serta, menentang penggunaan kekuatan dan sanksi sepihak yang ilegal di setiap kesempatan,” tegas Wang dalam pertemuannya dengan Menlu Iran Abbas Araghchi di Beijing, 23 April 2025.
Wang mengapresiasi komitmen Iran untuk tidak mengembangkan senjata nuklir dan mendukung penggunaan energi nuklir secara damai. China juga mendukung dialog Iran dengan semua pihak, termasuk AS.
1. Penguatan Konsultasi China-Iran
Beijing mendukung Teheran dalam menjaga hak dan kepentingan sahnya. China bersedia memperdalam konsultasi dan negosiasi dengan Iran demi kepentingan non-proliferasi nuklir internasional, perdamaian, dan stabilitas regional.
Araghchi menyampaikan bahwa Iran akan terus mendukung China dalam menghadapi tekanan AS. Kedua negara menyatakan penentangan terhadap unilateralisme dan hegemonisme. Iran berterima kasih atas peran konstruktif China terkait program nuklir dan pencabutan sanksi.
2. Negosiasi Nuklir AS-Iran di Oman
Pertemuan Wang-Araghchi berlangsung menjelang putaran ketiga negosiasi nuklir AS-Iran di Oman pada 26 April 2025. Iran dan AS kembali bernegosiasi untuk membatasi program nuklir Iran.
Pada 2015, Iran membatasi program nuklirnya sebagai imbalan pencabutan sanksi internasional dalam kesepakatan dengan AS, Rusia, China, Inggris, Prancis, dan Jerman. Namun, AS di bawah pemerintahan Trump menarik diri dari kesepakatan tersebut.
Administrasi Trump menerapkan kampanye tekanan maksimum terhadap Iran, termasuk menekan ekspor minyak Iran hingga nol. Situasi ini meningkatkan kompleksitas negosiasi saat ini.
3. Sanksi AS terhadap China
AS baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan penyulingan minyak China atas dugaan pembelian minyak mentah Iran. China, pembeli minyak Iran terbesar, telah mendukung Teheran di tengah tekanan AS.
Impor minyak Iran oleh China melonjak pada bulan lalu karena kekhawatiran sanksi AS. China membeli sekitar 90 persen ekspor minyak Iran, menggunakan sistem perdagangan yang menghindari dolar AS dan pengawasan regulator AS.
Situasi ini menggambarkan kompleksitas geopolitik yang melingkupi negosiasi nuklir Iran. Dukungan China terhadap Iran, di tengah sanksi AS, menunjukkan pergeseran keseimbangan kekuatan dan upaya China untuk memainkan peran yang lebih signifikan dalam urusan internasional.
Keberhasilan negosiasi ini bergantung pada kompromi dari semua pihak yang terlibat. Ketegangan yang ada dapat berdampak signifikan pada stabilitas regional dan pasar energi global.