Animasi Jumbo Raih Sukses Besar, Tanda Kebangkitan Film Anak Indonesia

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Liputan6.com, Jakarta – Sukses besar diraih film animasi Indonesia, Jumbo! Pada Kamis malam (24/4/2025), film ini berhasil menembus angka 6,6 juta penonton, menempatkannya sebagai film Indonesia terlaris keempat sepanjang masa. Prestasi ini menggeser posisi Pengabdi Setan 2: Communion dan Dilan 1990 dari jajaran lima besar film terlaris.

Keberhasilan Jumbo, karya sineas Ryan Adriandhy yang dibintangi Ariel NOAH dan BCL sebagai pengisi suara, semakin mengukuhkan dominasi film animasi lokal di bioskop Indonesia. Film ini kini membayangi Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 yang masih berada di posisi ketiga dengan 6,85 juta penonton. Diperkirakan, Jumbo akan mencapai angka 7 juta penonton pada akhir pekan atau awal pekan depan.

“Haru sekaligus bangga Jumbo punya endurance sekuat ini di tangga box office. Hari ini (Jumat, 25 April 2025), adalah hari ke-26 penayangan di bioskop. Semalam, Jumbo mencapai 6,6 jutaan penonton,” ungkap Ryan Adriandhy kepada Showbiz Liputan6.com.

Dengan capaian tersebut, Jumbo memecahkan rekor sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa, mengalahkan Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) yang hanya meraih 600 ribu penonton. Jumbo juga dinobatkan sebagai film anak-anak terlaris atau film berlabel “untuk semua umur” terlaris.

Faktor Keberhasilan Jumbo

Kesuksesan Jumbo tak lepas dari berbagai faktor. Salah satunya adalah viralitasnya di media sosial. Munculnya “buzzer” Jumbo gratisan, yaitu penonton yang secara sukarela mempromosikan film ini, berkontribusi besar terhadap peningkatan jumlah penonton secara organik.

Publikasi dari mulut ke mulut di kalangan warganet memicu rasa ingin tahu dan mendorong banyak orang untuk menonton. Bahkan, terdapat gerakan nonton bareng yang dilakukan oleh siswa-siswa di Purwokerto, Jawa Tengah, yang rela menyewa puluhan angkot untuk mencapai bioskop.

“Ada gerakan nonton bareng di bioskop Purwokerto, siswa-siswa menabung. Uangnya dipakai untuk nonton film Jumbo. Mereka menyewa 47 angkot demi sampai ke bioskop,” jelas Ryan Adriandhy.

Strategi Promosi dan Faktor Kebersamaan

Selain viralitas, strategi promosi yang tepat juga berperan penting. Mira Lesmana, produser Miles Film, mengungkapkan pentingnya membuat film yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga, sehingga orang tua mau mengantar anak-anak mereka ke bioskop.

“Tidak mudah menyamakan persepsi antara orang tua dan anak. Merekalah yang mengambil keputusan saat hendak ke bioskop. Kuncinya, membuat sajian yang selain menghibur anak kecil. Di sisi lain, orang tua pun terkoneksi dengan ceritanya. Dengan kata lain relate,” ujarnya.

Jumbo berhasil merangkul berbagai kalangan, dari ibu-ibu yang berdiskusi di grup WhatsApp hingga komunitas K-Pop dan guru. Fenomena “repeater”, penonton yang menonton berulang kali (bahkan sampai 8 kali!), juga berkontribusi pada kesuksesan film ini.

Perbandingan dengan Film Lain

Meskipun KKN di Desa Penari masih menduduki puncak film terlaris dengan 10,06 juta penonton, pencapaian Jumbo tetap istimewa. Film ini dirilis di tengah persaingan ketat film-film Lebaran 2025, seperti Pabrik Gula, Komang, Qodrat 2, dan Norma: Antara Mertua dan Menantu.

Hari pertama penayangan, Jumbo hanya mengumpulkan 60 ribu penonton, berbeda jauh dengan Pabrik Gula yang meraih 203 ribu penonton. Namun, semakin hari, jumlah penonton Jumbo terus meningkat pesat, menunjukkan daya tahan yang luar biasa di box office.

“Jumbo hari pertama mengumpulkan 60 ribuan penonton, tapi kami kala itu tetap semangat,” kenang Ryan Adriandhy. Ia membandingkan Jumbo seperti mesin diesel yang membutuhkan waktu untuk mencapai kecepatan maksimal.

Kekuatan Karakter dan Alur Cerita

Daniel Irawan, kolektor dan pemerhati film, menyoroti kekuatan karakter dan naskah Jumbo sebagai kunci kesuksesannya. Karakter Don, seorang anak yang bermimpi mementaskan karya orang tuanya yang telah meninggal, sangat relatable dan dekat dengan penonton. Gabungan unsur fantasi yang unik juga membuat film ini menarik.

“Yang utama kalau animasi memang perlu kekuatan karakter. Karakter yang kita kedepankan semenarik apa, nah Jumbo dengan konsep karakter yang sudah dibuat sejak awal memang kuat, sosoknya relatable,” papar Daniel Irawan.

Taufiqur Rizal, kritikus film, menambahkan bahwa Jumbo merupakan jawaban bagi masyarakat yang mendambakan film animasi lokal berkualitas. Ceritanya yang relate ke berbagai usia, serta pesan moral yang disampaikan, membuat film ini dinikmati oleh seluruh keluarga.

Lagu Tema yang Mengena

Lagu tema Jumbo, “Selalu Ada di Nadimu”, juga mendapat pujian. Lagu ini begitu membekas di telinga penonton, bahkan dinyanyikan dalam misa Kamis Putih di Gereja Katedral Semarang.

“Selain itu, ceritanya relate ke seluruh lapisan usia. Anak-anak menikmati petualangan dan persahabatan Don yang seru. Orang dewasa diajak nostalgia ke masa kecil seraya membahas isu-isu lebih kompleks seperti pemimpin yang tidak amanah,” ungkap Taufiqur Rizal.

Keberhasilan Jumbo juga mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan politisi Melly Goeslaw. Mereka memuji nilai-nilai positif dalam film ini dan mendorong masyarakat untuk menontonnya.

Kesimpulan

Keberhasilan Jumbo menandai kebangkitan kembali sinema anak Indonesia. Film ini membuktikan bahwa film animasi lokal dapat bersaing dan bahkan mengalahkan film-film luar negeri. Kesuksesan Jumbo juga menjadi pembelajaran bagi sineas Indonesia untuk terus berkreasi, berinovasi, dan saling mendukung satu sama lain demi kemajuan perfilman nasional. Semoga keberhasilan Jumbo dapat menginspirasi lahirnya lebih banyak lagi film anak Indonesia yang berkualitas.

Berikut 10 film Indonesia terlaris sepanjang masa, per Jumat (25/4/2025) pagi:

  • KKN di Desa Penari: 10.061.033 penonton
  • Agak Laen: 9.127.602 penonton
  • Warkop DKI Reborn, Jangkrik Boss! Part 1: 6.858.616 penonton
  • Jumbo: 6.621.501 penonton
  • Pengabdi Setan 2 Communion: 6.391.664 penonton
  • Dilan 1990: 6.315.664 penonton
  • Miracle In Cell No. 7: 5.852.916 penonton
  • Vina Sebelum 7 Hari: 5.815.945 penonton
  • Dilan 1991: 5.253.411 penonton
  • Sewu Dino: 4.886.406 penonton
  • Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *