Dunia musik Indonesia berduka. Ricky Siahaan, gitaris handal band rock Seringai, meninggal dunia pada Sabtu, 19 April 2025, di Tokyo, Jepang. Ia mengembuskan napas terakhirnya setelah menyelesaikan penampilan dalam konser penutup tur bandnya.
Manajer dan sahabat dekat Ricky, Wendi Putranto, mengungkapkan kronologi kejadian. Ricky mengalami serangan jantung kedua kalinya tepat setelah konser. Ia kolaps di belakang panggung dan meskipun mendapat pertolongan pertama dari tim promotor yang memiliki latar belakang medis, nyawanya tak tertolong. Ricky dinyatakan meninggal dunia pukul 21.30 waktu setempat.
Kepergian Ricky begitu mengejutkan. Wendi, yang tidak ikut dalam tur tersebut, menerima kabar duka sekitar sepuluh menit setelah kejadian dari drummer Seringai. Suasana di belakang panggung saat itu masih dipenuhi kebahagiaan setelah penampilan yang sukses. Video yang beredar di media sosial menunjukkan Ricky tampak sehat dan prima sebelum kolaps.
Ricky diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. Ia pernah mengalami serangan jantung dan menjalani pemasangan dua ring pada tahun 2014. Sejak saat itu, kesehatannya tergolong stabil dan tak menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Sebelum tur, Ricky dalam kondisi sehat dan menikmati perjalanannya. Kematiannya merupakan sebuah kejutan besar bagi semua orang yang mengenalnya.
Kepergian Ricky meninggalkan kesedihan mendalam bagi rekan-rekan di Seringai, penggemar musik rock Indonesia, dan seluruh insan musik Tanah Air. Ia dikenal sebagai sosok gitaris berenergi, berdedikasi, dan berpengaruh dalam perkembangan musik rock Indonesia. Masa depan Seringai pasca kepergiannya masih belum dapat dipastikan.
Profil Ricky Siahaan: Lebih dari Sekadar Gitaris
Ricardo Bisuk Juara Siahaan, atau Ricky Siahaan, lahir di Tanjung Pandan, Belitung, pada 5 Mei 1976. Lebih dari sekadar gitaris, ia adalah seorang musisi multitalenta yang karyanya telah memberi dampak besar pada industri musik Indonesia.
Perjalanan musiknya dimulai dari band hardcore Buried Alive, kemudian bergabung dengan Stepforward pada tahun 1999. Di Stepforward, profesionalismenya mulai terasah, mulai dari urusan panggung hingga manajemen band. Di sinilah ia juga bertemu Arian13, yang kemudian menjadi vokalis Seringai.
Pada tahun 2002, kolaborasi Ricky dengan Arian13 melahirkan band Seringai, salah satu ikon musik keras Indonesia. Ricky bukan hanya gitaris Seringai, tetapi juga berperan sebagai komposer dan produser album-album ikonik mereka seperti High Octane Rock, Serigala Militia, Taring, dan Seperti Api.
Prestasi Ricky bersama Seringai begitu membanggakan, termasuk kesempatan menjadi band pembuka konser Metallica di Stadion Gelora Bung Karno pada tahun 2013. Ini merupakan impian masa kecilnya yang akhirnya terwujud. Selain Seringai, Ricky juga sempat tergabung dalam band death metal Deadsquad bersama Stevie Item.
Pengaruh Ricky Siahaan meluas di luar dunia musik. Ia juga dikenal sebagai manajer aktor laga internasional Iko Uwais, membantu Iko menapaki karir internasionalnya di Hollywood. Ia juga berkiprah di dunia media, memulai karir di MTV On Sky (Trax FM) sebagai produser radio, kemudian bergabung dengan Rolling Stone Indonesia, hingga akhirnya menjadi CEO Whiteboard Journal.
Tur terakhir Seringai di Taiwan dan Jepang menjadi perjalanan terakhir Ricky. Tur ini dimulai pada 11 April 2025, mengunjungi beberapa kota di Taiwan sebelum ke Jepang. Mereka bahkan sempat reuni dengan komunitas musik ekstrem lokal di Tokyo. Sayangnya, tur yang seharusnya menjadi puncak perjalanan bermusik Ricky justru berakhir dengan duka yang mendalam.
Ricky Siahaan meninggalkan warisan yang luar biasa bagi dunia musik Indonesia. Ia bukan hanya seorang gitaris yang berbakat, tetapi juga sosok yang menginspirasi dengan dedikasi, integritas, dan semangat berkaryanya. Ia akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda musik rock Indonesia.
Dampak Kepergian Ricky Siahaan bagi Industri Musik Indonesia
Kepergian Ricky Siahaan meninggalkan kekosongan besar di industri musik Indonesia, khususnya skena musik rock. Sosoknya yang energik dan berdedikasi akan sangat dirindukan oleh rekan-rekan sesama musisi dan penggemarnya. Pengaruhnya terhadap perkembangan musik rock di Indonesia tidak dapat dipungkiri.
Banyak musisi muda yang terinspirasi oleh karya dan dedikasi Ricky. Ia menjadi contoh bagaimana seorang musisi dapat berdedikasi penuh pada karyanya, sekaligus aktif berkontribusi di berbagai bidang lain. Kehilangannya merupakan pukulan telak bagi komunitas musik, khususnya di segmen musik rock dan metal.
Selain itu, kepergiannya juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Seringai akan melanjutkan perjalanan musiknya. Band ini telah menjadi salah satu ikon musik rock Indonesia selama bertahun-tahun, dan Ricky memiliki peran yang sangat penting di dalamnya. Masa depan Seringai tentu akan menjadi tantangan besar bagi para anggota yang tersisa.
Kematian Ricky juga menjadi pengingat penting tentang kesehatan. Meskipun ia telah menjalani perawatan medis sebelumnya, serangan jantung tetap dapat terjadi secara tiba-tiba. Hal ini menyadarkan kita semua tentang pentingnya menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.