Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, meninggal dunia pada usia 88 tahun di Vatikan, Senin, 21 April 2025, pukul 07.35 waktu setempat. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia. Namun, warisan pemikirannya, khususnya terkait etika penggunaan teknologi, akan tetap dikenang.
Sepanjang hidupnya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang menekankan pentingnya kebersamaan dan interaksi manusia yang autentik. Ia kerap menyuarakan keprihatinan terhadap dampak negatif teknologi terhadap hubungan antarmanusia.
Hal ini terlihat jelas dalam pesan bulanannya, “Pope’s Monthly Intentions,” yang diunggah pada April 2025, beberapa minggu sebelum wafatnya. Tema yang diangkat adalah penggunaan teknologi baru, dengan fokus pada pentingnya menjaga interaksi tatap muka.
Paus Fransiskus mengingatkan bahaya ketergantungan berlebihan pada teknologi digital. Ia menuturkan, interaksi melalui layar ponsel dapat membuat manusia melupakan pentingnya hubungan langsung, penuh empati, dan merasakan kehadiran satu sama lain secara fisik. Berinteraksi secara langsung memungkinkan kita merasakan emosi dan empati yang lebih dalam daripada melalui layar digital.
Meskipun mengakui manfaat teknologi sebagai anugerah Tuhan, Paus Fransiskus menekankan pentingnya penggunaan teknologi yang bijak dan bertanggung jawab. Teknologi seharusnya menjadi alat pemersatu, bukan pemisah, yang membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan.
Pesan Paus Fransiskus tentang Etika Teknologi
Paus Fransiskus dalam beberapa kesempatan menyampaikan pandangannya mengenai teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI). Ia selalu menekankan perlunya etika dalam pengembangan dan penggunaan teknologi. AI, menurutnya, tidak boleh menggantikan kebijaksanaan dan pertimbangan moral manusia.
Dalam pidato Hari Komunikasi Sosial Sedunia tahun 2024, Paus Fransiskus menegaskan bahwa AI sebagaimana teknologi lainnya, harus dikembangkan dan digunakan untuk kebaikan bersama. Penting untuk menghindari eksploitasi dan penyalahgunaan teknologi yang merugikan manusia.
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Manusia
Paus Fransiskus melihat perkembangan teknologi AI sebagai tantangan sekaligus peluang. Tantangannya terletak pada potensi penyalahgunaan teknologi yang dapat merugikan manusia dan lingkungan. Peluangnya terletak pada potensi AI untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan sosial dan lingkungan.
Namun, ia mengingatkan bahwa teknologi AI tidak boleh menggantikan peran dan tanggung jawab manusia dalam pengambilan keputusan. Kebijaksanaan manusia, empati, dan nilai-nilai kemanusiaan tetap menjadi hal yang krusial dalam menghadapi kompleksitas perkembangan teknologi AI.
Paus Fransiskus menyerukan agar teknologi digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, memperkuat hubungan sosial, dan menjaga kelestarian lingkungan. Ia mengajak umat manusia untuk berdoa agar teknologi baru dapat digunakan secara bijak dan bertanggung jawab, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia.
Wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan warisan pemikiran yang kaya dan relevan bagi masa depan. Pesan-pesannya tentang etika teknologi menjadi semakin penting di tengah pesatnya perkembangan teknologi di dunia saat ini. Ia mengingatkan kita untuk selalu memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan dalam menghadapi tantangan kemajuan teknologi.
Sebagai penutup, kita dapat mengambil pelajaran berharga dari Paus Fransiskus untuk selalu mengutamakan hubungan manusia yang autentik dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi. Ia telah meninggalkan kita dengan pesan yang berkesan, mengajak kita untuk merenungkan bagaimana teknologi seharusnya digunakan untuk memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.