Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik ke-266, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, pukul 07.55 pagi. Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, mengumumkan kabar duka tersebut. Kematian Paus disebabkan oleh pneumonia bilateral, sebuah kondisi yang didiagnosis padanya sejak 18 Februari 2025.
Pneumonia bilateral, atau pneumonia ganda, merupakan infeksi paru-paru yang serius dan dapat berakibat fatal. Kondisi ini menyerang kedua paru-paru, menyebabkan peradangan pada alveoli (kantung udara) yang terisi cairan atau nanah. Hal ini mengganggu kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas yang signifikan.
Kondisi kesehatan Paus Fransiskus memang telah lama menjadi perhatian. Sejak muda, ia telah menderita penyakit paru-paru, termasuk pleuritis (radang selaput dada) yang mengakibatkan pengangkatan sebagian paru-parunya pada usia 21 tahun. Seiring bertambahnya usia, masalah pernapasannya semakin memburuk, akhirnya berkembang menjadi pneumonia bilateral yang menyebabkan kematiannya.
Apa Itu Pneumonia Bilateral?
Pneumonia bilateral adalah jenis pneumonia yang menyerang kedua paru-paru. Berbeda dengan pneumonia yang hanya menyerang satu paru-paru, pneumonia bilateral menyebabkan gangguan pernapasan yang lebih parah karena kedua paru-paru terdampak.
Penyebab pneumonia bilateral dapat beragam, termasuk bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini memicu peradangan pada alveoli, menghambat penyerapan oksigen dan menyebabkan gejala seperti batuk, demam, sesak napas, dan nyeri dada.
Diagnosis pneumonia bilateral biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, rontgen dada, dan tes darah. Pengobatannya bergantung pada penyebab infeksi dan tingkat keparahannya, dan bisa mencakup antibiotik, antivirus, atau obat antijamur, serta terapi suportif seperti oksigen tambahan dan perawatan pernapasan.
Mengapa Pneumonia Bilateral Berbahaya?
Pneumonia bilateral jauh lebih berbahaya dibandingkan pneumonia yang hanya menyerang satu paru-paru. Hal ini karena infeksi pada kedua paru-paru secara signifikan mengurangi kemampuan tubuh untuk mendapatkan oksigen yang cukup.
Kesulitan Pernapasan yang Parah
Infeksi pada kedua paru-paru menyebabkan penurunan kemampuan pernapasan yang drastis. Tubuh kesulitan menyerap oksigen yang dibutuhkan, yang dapat berujung pada hipoksemia (rendahnya kadar oksigen dalam darah) dan bahkan gagal napas.
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sepsis (infeksi seluruh tubuh), gagal organ, dan kematian. Oleh karena itu, penanganan pneumonia bilateral memerlukan perawatan medis segera dan intensif.
Faktor Risiko
Beberapa faktor meningkatkan risiko seseorang terkena pneumonia bilateral, termasuk usia lanjut, sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, akibat penyakit kronis atau pengobatan imunosupresif), riwayat penyakit paru-paru, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Selain itu, kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit jantung atau diabetes, juga dapat meningkatkan risiko keparahan pneumonia bilateral.
Pencegahan Pneumonia Bilateral
Meskipun tidak selalu dapat dicegah sepenuhnya, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena pneumonia bilateral, termasuk vaksinasi influenza dan pneumonia (terutama bagi kelompok berisiko tinggi), menjaga kebersihan tangan, menghindari paparan terhadap orang sakit, dan berhenti merokok.
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan menerapkan gaya hidup sehat juga penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat dan mampu melawan infeksi.
Kasus kematian Paus Fransiskus karena pneumonia bilateral menyoroti betapa seriusnya kondisi ini, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit paru-paru. Penting untuk selalu waspada terhadap gejala pneumonia dan segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan.