Berita  

Menteri Wihaji Dorong Peran Ayah Lewat Program GATI Keluarga

Mediakabar.com | Portal Berita Terfaktual

Pemerintah Indonesia meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) sebagai upaya strategis memperkuat ketahanan keluarga. Peluncuran resmi dilakukan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)/Kepala BKKBN, Wihaji, bertepatan dengan Hari Kartini di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, 21 April 2025.

GATI hadir sebagai respons terhadap rendahnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak di Indonesia. Fenomena “fatherless,” kekurangan figur ayah baik secara fisik maupun emosional, merupakan masalah serius yang berdampak pada tumbuh kembang anak. Inisiatif ini dipandang sebagai bagian penting dari emansipasi pria, menyeimbangkan peran laki-laki dan perempuan dalam keluarga.

Menteri Wihaji menekankan pentingnya peran ayah yang setara dalam rumah tangga. Bukan hanya sebagai pencari nafkah, ayah juga harus aktif dalam pengasuhan, mendampingi anak, dan berbagi tanggung jawab domestik. Data UNICEF menunjukkan sekitar 20,9 persen anak di Indonesia tidak memiliki figur ayah yang hadir, sementara data BPS menunjukkan hanya 37,17 persen anak usia 0-5 tahun diasuh bersama kedua orang tua.

Dampak Negatif Kurangnya Peran Ayah

Kurangnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak berdampak signifikan pada perkembangan anak. Anak mungkin mengalami kesulitan emosi, rendah kepercayaan diri, dan masalah perilaku. Ketiadaan figur ayah juga bisa meningkatkan risiko anak terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan narkoba atau kekerasan.

Selain itu, ketidakseimbangan peran dalam keluarga juga berdampak pada ibu. Ibu seringkali mengalami beban ganda sebagai pencari nafkah dan pengasuh utama, yang dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan penurunan kesehatan mental. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas pengasuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

Strategi Implementasi GATI

Kementerian PPPA/BKKBN merancang empat strategi utama untuk mengimplementasikan GATI secara efektif dan menyeluruh:

  1. Layanan Konseling Digital: Pemanfaatan portal daring seperti Siapnikah dan Satyagatra untuk memberikan konseling dan informasi terkait peran ayah dalam keluarga.
  2. Pendekatan Komunitas: Pembentukan konsorsium Kompak Tenan (Komunitas Penggiat Ayah Teladan) untuk mendorong partisipasi aktif komunitas dan berbagi pengalaman.
  3. Program Desa/Kelurahan Ayah Teladan (Dekat): Program ini diimplementasikan di Kampung Keluarga Berkualitas untuk memberikan dukungan dan pelatihan langsung kepada ayah di tingkat desa/kelurahan.
  4. Sosialisasi dan Edukasi: Kampanye publik yang intensif akan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran ayah dalam keluarga dan program GATI.

GATI diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan peran gender dalam keluarga Indonesia. Dengan keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak, diharapkan tercipta keluarga yang lebih harmonis dan anak-anak tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Keberhasilan GATI tergantung pada dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan keluarga itu sendiri. Perubahan perilaku membutuhkan waktu dan usaha bersama. Semoga GATI mampu menciptakan dampak positif yang signifikan bagi keluarga Indonesia dan masa depan bangsa.

Selain strategi di atas, pemerintah juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mendukung peran ayah, misalnya dengan menyediakan cuti parental yang memadai bagi ayah, mengadvokasi tempat kerja yang ramah keluarga, dan mengintegrasikan pendidikan tentang peran ayah dalam kurikulum pendidikan formal. Dengan dukungan yang komprehensif, GATI memiliki potensi untuk menciptakan perubahan yang berarti.

Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam peluncuran Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI)

Foto: Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam peluncuran Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Gedung Islamic Center, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (21/4/2025).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *