Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa program pelatihan berbasis kompetensi melalui Mobile Training Unit (MTU) saat ini hanya diperuntukkan bagi warga Jakarta yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta. Hal ini disampaikannya melalui keterangan pers yang dikutip dari Antara pada Selasa, 22 April 2025. Prioritas utama diberikan kepada warga DKI Jakarta yang membutuhkan pelatihan tersebut.
Sistem pendataan peserta pelatihan dilakukan oleh pihak kelurahan setempat. Kelurahan akan mengidentifikasi warga yang menganggur dan berpotensi mengikuti program MTU. Dengan demikian, diharapkan setiap kelurahan dapat berperan aktif sebagai pusat pengembangan keterampilan kerja bagi warganya. Inisiatif ini bertujuan untuk menjemput bola dan memberikan kesempatan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Meskipun minat masyarakat luar Jakarta terhadap program MTU cukup tinggi, saat ini Pemprov DKI Jakarta masih fokus pada warga DKI Jakarta terlebih dahulu. Hal ini disampaikan Rano Karno sebagai langkah prioritas dalam penyediaan pelatihan kerja yang berkualitas. Ke depan, kemungkinan akan ada perluasan cakupan peserta, namun untuk saat ini, fokus utama tetap pada warga DKI Jakarta.
Program MTU dan Peluang Kerja
Program MTU angkatan kedua telah resmi diluncurkan dan diikuti oleh 260 peserta. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan angkatan pertama yang mencapai 400 peserta. Angkatan pertama program pelatihan ini berlangsung dari 3 Februari hingga 16 April 2025 di 28 kelurahan di Jakarta. Perbedaan jumlah peserta di setiap angkatan bisa jadi disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kapasitas pelatihan, jumlah pendaftar, dan ketersediaan sumber daya.
Berbagai jenis pelatihan ditawarkan dalam program MTU, meliputi pelatihan las, tata rias, teknik komputer, tata busana, perbengkelan sepeda motor, operator komputer, teknik pendingin, tata boga, desain grafis, dan jaringan komputer. Pelatihan ini dirancang untuk memberikan keahlian praktis yang dibutuhkan di pasar kerja. Kehadiran MTU sebagai unit pelatihan yang mobile memudahkan akses masyarakat terhadap pelatihan berkualitas.
Rano Karno menyampaikan bahwa pelatihan servis AC menjadi salah satu program yang paling diminati. Hal ini didorong oleh tingginya jumlah hunian vertikal di Jakarta yang membutuhkan perawatan AC. Keberhasilan program MTU dalam mencetak tenaga terampil yang langsung dapat bekerja menjadi bukti nyata manfaat program ini bagi masyarakat. Pemprov DKI Jakarta berharap program ini dapat mengurangi angka pengangguran di Jakarta.
Implementasi dan Pengembangan Program MTU
Program MTU merupakan bagian integral dari upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkelanjutan di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta akan terus melakukan evaluasi dan penyesuaian program ini berdasarkan kebutuhan dan hasil pemetaan wilayah. Hal ini penting untuk memastikan relevansi program pelatihan dengan perkembangan pasar kerja dan kebutuhan masyarakat.
Rano Karno berharap program MTU dapat membuka lebih banyak kesempatan kerja bagi para pesertanya, baik dalam bentuk pekerjaan formal maupun usaha mandiri. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM Jakarta dan mendorong terciptanya lapangan kerja baru. Dengan demikian, program MTU bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk pembangunan Jakarta.
Keberhasilan program ini juga bergantung pada kerjasama antar berbagai pihak, termasuk kelurahan, warga Jakarta, dan para instruktur pelatihan. Evaluasi berkala dan umpan balik dari peserta akan menjadi penting untuk meningkatkan kualitas program MTU di masa mendatang. Harapannya, program ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Jakarta.
Selain pelatihan keterampilan teknis, pemda juga dapat mempertimbangkan untuk menambahkan pelatihan soft skills, seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kewirausahaan. Hal ini akan meningkatkan daya saing para peserta di pasar kerja. Kerjasama dengan sektor swasta juga dapat dilakukan untuk membuka lebih banyak peluang kerja bagi para lulusan program MTU.